TEMPO.CO, New York - Rusia dan Amerika Serikat saling mengancam atas krisis Ukraina dalam sebuah pertemuan di Dewan Keamanan PBB. Menurut Duta Besar Rusia untuk PBB, Duta Besar AS telah melakukan penghinaan sehingga dapat membahayakan keinginan Moskow melakukan kerja sama dengan Washington untuk masalah diplomatik lainnya.
Pertemuan kedelapan Dewan yang digelar dalam tiga pekan untuk membahas masalah Ukraina itu menunjukkan tekanan Barat guna mengisolasi Rusia terkait dengan pengiriman pasukan ke Crimea.
Kantor berita Associated Press melaporkan, selain menggelar pertemuan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga melakukan perjalanan ke Rusia dan Ukraina untuk mencari jalan keluar krisis di negeri itu.
"Ban dijadwalkan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan pejabat Rusia lainnya di Moskow, Kamis, 20 Maret 2014," kata juru bicara PBB, Stepahne Dujarric. "Sedangkan pada Jumat, 21 Maret 2014, Sekjen akan bertolak ke Ukraina guna melakukan pembicaraan dengan Presiden dan Perdana Menteri."
Di Dewan, Duta Besar Rusia Vitaly Churkin sendirian mempertahankan sikap negaranya terhadap serangan sejumlah negara mengenai Crimea. Pada pidato sambutannya, dia memulai orasinya dengan merayakan undang-undang, yang diteken Putin sehari sebelumnya, yang menyatakan bahwa Crimea bagian dari Rusia. "Kemarin merupakan hari bersejarah," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengumpamakan Rusia seperti pencuri. "Seorang pencuri dapat saja mencuri properti, tetapi dia tidak berhak atas kepemilikannya."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Ini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 di Indonesia
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia