TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Apa muatan berbahaya atau yang tak biasa dalam penerbangan Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370? Pertanyaan ini sempat dilontarkan wartawan dalam jumpa pers dengan CEO Malaysia Airlines (MAS), Ahmad Jauhari Yahya, beberapa waktu lalu. (baca:Indonesia Keluarkan 30 Izin Terbang Cari MH370)
"Kami mengangkut manggis ke Cina," jawabnya cepat, disambut tawa serempak juru warta. Selain itu, tak ditemukan benda mencurigakan lainnya. Dia menyatakan di bagasi Boeing 777-200 terdapat manggis seberat tiga-empat ton. "Itu adalah jumlah yang sangat besar," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan pihaknya akan melakukan tes yang lebih ketat untuk para calon pilot. "Semua persyaratan masuk akan kami perketat," katanya. Salah satu yang akan ditingkatkan, kata dia, adalah tes psikologi untuk para calon awak pesawat.
Ahmad Jauhari menambahkan bahwa MAS saat ini berada dalam "Kode Tango", tingkat tertinggi dalam hal keamanan, setelah hilangnya MH370. "Yang berarti keamanan diperketat, kami akan mengawasi setiap kelemahan keamanan atau kebocoran yang mungkin terjadi."
Secara terpisah, dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengatakan mereka siap mengambil tanggung jawab koordinator upaya pencarian yang berfokus pada Samudera Hindia selatan.
"Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) akan memimpin dalam koordinasi upaya pencarian di Samudra Hindia Selatan melalui Pusat Koordinasi Penyelamatan Australia, didukung oleh kekuatan pertahanan Australia dan lembaga lain yang memberikan kontribusi," katanya.
Dia menyatakan dua pesawat patroli maritim RAAF AP-3C Orion telah membantu pencarian di lepas pantai Malaysia sejak pekan lalu. Kini pesawat tersebut diperintahkan untuk bergeser ke Samudra Hindia Selatan. Satu pesawat lainnya menyisir Samudra Hindia di sebelah utara dan barat Kepulauan Cocos.
Abbot menambahkan, negaranya akan menambah kekuatan dengan pesawat pengintai maritim. "Atas nama rakyat Australia, saya kembali menyampaikan simpati saya yang terdalam kepada keluarga para penumpang dan awak penerbangan Malaysia Airlines," katanya.
THE STAR | TRIP B
Terpopuler
Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia
Hari ke-11, Pencarian MH370 yang Terlama