TEMPO.CO, Moskow - Rusia tak bisa menerima sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat sehubungan dengan bergabungnya Crimea dalam wilayah kesatuannya. Penolakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, kepada rekannya dari AS, John Kerry.
Menurut Sergei, sanksi Barat terkait dengan bergabungnya Crimea ke Rusia sesuai dengan keinginan rakyat. "Sanksi yang dijatuhkan tidak bisa diterima dan menimbulkan konsekuensi," ujarnya di Moskow.
Dua diplomat senior itu berbicara melalui telepon beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin menandatangani perjanjian di Kremlin, yang berisi tentang Crimea Ukraina sebagai bagian dari wilayah Rusia. Keputusan inilah yang kemudian diprotes oleh Kiev dan Barat.
Pada kesempatan itu, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak berniat menguasai bagian lain wilayah Ukraina. Namun demikian, pernyataan Putin mendapat komentar keras dari Kerry. Seperti ditulis kantor berita Reuters, Kerry mengungkapkan bahwa setiap serangan ke bagian lain dari Ukraina akan menjadi "langkah mengerikan" dan tantangan besar bagi Barat.
"Warga Republik (Crimea) telah menyatakan pilihannya secara demokratis sesuai dengan hukum internasional dan Pakta PBB yang bisa diterima dan mendapat tanggapan dari Rusia," kata Menteri Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan. Dia berkata, "Adapun sanksi yang diterapkan AS dan Uni Eropa tidak bisa diterima."
Pada Senin, 17 Maret 2014, AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat Rusia dan Ukraina yang dianggap terlibat dalam penguasaan wilayah di Laut Hitam yang dihuni dua juta warga Rusia oleh Moskow.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Media Malaysia Sebut RI Bantu AS Sembunyikan MH370
Wartawan Prancis Bikin Menhan Malaysia Melongo
Komandan Polisi Tewas Ditembak di Mapolda Metro
KPK Sita Rp 400 Juta, Biaya Nikah Putri Rudi
Anwar Ibrahim Akui Pilot MH370 Kerabatnya