TEMPO.CO, Beirut - Sebuah bom mobil meledak di sebuah distrik Kota Homs, yang merupakan basis utama anggota sekte Syiah Alawi kelompok Presiden Suriah Bashar al-Assad. Seperti dilansir Channel News Asia, ledakan bom tepatnya berada di Distrik Zahraa pada Senin, 17 Maret 2014.
"Setidaknya enam orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dan 20 lainnya luka-luka dalam serangan bom mobil tersebut," demikian pernyataan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok yang berbasis di Inggris dengan jaringan kontak di dalam wilayah Suriah.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, telah mengkonfirmasi laporan tersebut.
Kota Homs telah mengalami kekerasan terburuk di Suriah sejak pecahnya pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad tiga tahun lalu, yang menyebabkan timbulnya perang saudara.
Dilanda perang saudara hampir dua tahun, warga di Kota Homs bertahan hidup mengandalkan tumbuh-tumbuhan dan harus selalu waspada terhadap penembakan yang terjadi hampir setiap hari.
Pertempuran antara pemberontak dan loyalis rezim semakin berkecamuk lebih jauh ke wilayah utara di kota kedua Suriah, Aleppo. "Seperti helikopter rezim yang menjatuhkan bom barel di atas lahan oposisi dari kota itu," bunyi pernyataan Observatorium.
Setidaknya satu orang tewas dalam serangan rezim tersebut, sementara bentrok semakin berkecamuk di garis depan Kota Aleppo. Kelompok Observatorim menambahkan, ada sebelas tentara rezim Assad tewas dalam pertempuran Senin kemarin.
Tentara pemberontak Mujahidin Suriah menahan aktivis perempuan terkemuka, Marcel Shehwaro dan temannya, Mohammad Khalili, di Aleppo karena aktivis itu menolak mengenakan jilbab Islam.
Pasangan ini kemudian dibawa ke pengadilan Islam untuk diajukan pertanyaan. Kelompok aktivis perempuan menyatakan akan memprotes pengadilan dan menuntut pembebasan keduanya.
Di Damaskus, sebuah mortir menghantam wilayah Umayyah tengah, menyebabkan satu polisi tewas.
Lebih dari 146 ribu orang tewas dalam perang Suriah, dan jutaan lainnya mengungsi.
CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA