TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui Crimea sebagai negara republik berdaulat. Pengakuan itu dituangkan dalam keputusan yang ditandatangani Putin pada hari Senin, 17 Maret 2014. "Kami mengakui Republik Crimea sebagai negara berdaulat dan merdeka," kata Putin, dalam pernyataan persnya yang diterima Tempo dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2014.
Putin kemudian mengatakan bahwa Kota Sevostopol memperoleh status istimewa. Sebelumnya, Sevostopol merupakan ibu kota daerah otonomi khusus Crimea di Ukraina. (Baca:95,5 Persen Pemilih Crimea Ingin Gabung Rusia)
Selain membuat pernyataan pengakuan atas Crimea, Putin juga telah menyetujui draf perjanjian yang memasukkan Crimea sebagai bagian dari Federasi Rusia. "Menegaskan, Rusia berencana memasukkan wilayah Ukraina di selatan sebagai bagian dari Rusia," begitu pernyataan dari Kremlin, kantor Putin, Selasa, 18 Maret 2014. Putin dipastikan segera akan menandatangani perjanjian itu dengan pemimpin baru Crimea.
Referendum digelar pada Minggu, 15 Maret 2014 dan diikuti sekitar 1,5 juta penduduk Crimea. Sekitar 95,5 persen pemilih memilih jadi negara merdeka dan bergabung dengan Rusia. Ukraina tidak mengakui hasil referendum ini. Amerika Serikat dan Uni Eropa menuding Rusia menganeksasi Crimea, wilayah Ukraina. (Baca:Pejabat Top Rusia dan Crimea Dilarang Masuk Eropa)
REUTERS | MARIA RITA HASUGIAN