TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Kepolisian Malaysia telah menggeledah rumah pilot dan kopilot Malaysia Airlines pada Sabtu, 15 Maret 2014 kemarin. Dari rumah sang pilot, Kapten Zaharie Ahmad Shah, polisi menemukan sejumlah perangkat simulasi terbang yang biasa digunakan untuk pelatihan terbang.
Setelah diselidiki, ternyata dalam simulator tersebut terdapat perangkat lunak yang bisa menyimulasikan proses mendarat di lima landasan pacu, termasuk di landasan pacu pangkalan militer Amerika Serikat.
“Di antara software yang kami periksa ada (yang berfungsi untuk menyimulasikan mendarat di) Bandar Udara Internasional Male di Maladewa, tiga bandara di India dan Sri Lanka, serta satu pangkalan militer AS di Diego Garcia,” kata seorang sumber kepada Berita Harian Malaysia, yang dikutip oleh Malaysia Insider hari ini.
Kelima bandara tersebut, kata koran harian Malaysia tersebut, memiliki panjang landasan pacu yang sama, yakni sekitar 1.000 meter. Dari sini penyidik juga melihat kemunginan bahwa pesawat bisa mendarat di bandara yang memiliki kontrol rendah atau mendarat di laut, bukit, dan ruang terbuka lainnya.
Di lain pihak, AS sebelumnya menolak klaim bahwa pesawat Boeing 777-200ER ini bisa mendarat di pangkalan mereka di atau di Samudera Hindia, yang merupakan bagian dari British Indian Ocean Territory.
Setelah sebelas hari mencari Malaysia Airlines MH370 yang hilang, peneliti kini terus melakukan pemeriksaan latar belakang yang luas pada 239 orang di dalam pesawat, termasuk pilot, awak, dan penumpang.
ANINGTIAS JATMIKA | MALAYSIA INSIDER
Terpopuler
Inikah 'Pilot Bayangan' dalam Penerbangan MH370?
Mengapa Sinyal Darurat Malaysia Airlines Tak Aktif
Malaysia Airlines Terbang Rendah Hindari Radar
Kopilot MH370 Berencana Nikahi Pilot AirAsia