TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan mengambil alih tanggung jawab "koridor bagian selatan" dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu, 8 Maret 2014. "Saya sepakat kami akan melakukannya. Saya menawarkan kepada Perdana Menteri Malaysia untuk menambah sumber kekuatan maritim," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
PM Malaysia Najib Razak menelpon Tony Abbot untuk meminta bantuan menemukan pesawat dengan nomor penerbangan MH370 yang membawa 227 penumpang dan 12 awak dengan tujuan Kuala Lumpur-Beijing (Baca: Pencarian MH370 Akan Berfokus di Koridor Selatan). Pada Ahad, 16 Maret 2014, Tony Abbot melaporkan permintaan itu ke parlemen Australia.
Pihak Malaysia mendapatkan rekaman percakapan dari dalam kokpit berbunyi, "Baiklah, selamat malam" yang berasal dari ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System), yang mengirimkan segala informasi tentang pesawat ke darat.
Pejabat berwenang Malaysia mengatakan, berdasarkan radar militer, pesawat sempat memutar dan berbalik melintasi atas Semenanjung Malaysia. Radar milik Malaysia itu tidak bisa lagi menangkap MH370 yang terbang di atas Laut Andaman. (Baca: PM Razak Sebut Pilot MH370 Sengaja Ubah Jalur)
Ada dua kemungkinan arah dari pesawat yang masih memiliki bahan bakar ini, ke koridor utara hingga Kazakhtan, atau ke selatan hingga perairan dekat Australia. Kini Negeri Kanguru itu diminta bantuan oleh Malaysia. (Baca: Ada 634 Landasan Cocok untuk Malaysia Airlines)
Selain Australia, pencarian pesawat yang hilang tersebut juga melibatkan negara-negara seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyztan, Turkmenistan, Pakistan, Bangladesh, India, Cina, Myanmar, Laos, Vietnam, Thailand, Indonesia, Prancis, Amerika Serikat, dan Indonesia.
BBC | ROSALINA
Terpopuler:
Sindir Megawati, Prabowo: Kalau Manusia.
Polisi Sebut Pilot MH370 Fans Anwar Ibrahim
Hadang Microsoft, Google Turunkan Tarif Cloud