TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Tim investigasi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 mengatakan pesawat itu melakukan terbang rendah 1.500 meter atau 5.000 kaki untuk menghindari deteksi radar. Seperti dilansir oleh NST, pesawat diterbangkan dengan menggunakan teknik terrain masking melewati Teluk Benggala menuju utara.
Teknik ini biasanya digunakan oleh pilot pesawat militer di daerah pertempuran dengan dikelilingi pegunungan tinggi. Untuk menutupi kehadirannya, pilot bersembunyi di antara lereng-lereng gunung dengan terbang rendah. (Baca: Ada 634 Landasan Cocok untuk Malaysia Airlines)
Pesawat itu terakhir kali melakukan komunikasi pada pukul 08.11, Sabtu, 8 Maret 2014, di utara Selat Malaka. Otoritas Malaysia menyatakan pada Sabtu lalu, 15 Maret 2014, pesawat sengaja dialihkan dan peralatan transmisi dimatikan untuk menghindari deteksi radar.
Menurut tim teknis, penerbang diuntungkan dengan kesibukan penerbangan di atas Teluk Benggala. Namun pesawat komersial yang berusaha terbang rendah terdeteksi oleh radar militer.
"Orang yang mengendalikan pesawat ini memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang penerbangan dan navigasi sehingga tidak meninggalkan jejak. Pesawat ini terbang rendah di atas Kelantan, itu benar," demikian laporan NST mengutip pernyataan seorang pejabat. (Baca: PM Razak Sebut Pilot MH370 Sengaja Ubah Jalur)
Pesawat MH370 diperkirakan terbang sekitar delapan jam dan otoritas meyakini pesawat itu terbang melewati dua negara selain Malaysia. Namun belum diketahui nama kedua negara itu.
MALAYSIA INSIDER | STRAITS TIMES | MARIA RITA HASUGIAN