TEMPO.CO, Mumbai – Runtuhnya apartemen tujuh lantai tua menewaskan tujuh orang di Mumbai, India, sekitar pukul 11.45 waktu setempat, Jumat, 14 Maret 2014. Hingga kemarin sore, selain mendapati tujuh jasad, tim penyelamat menemukan delapan orang yang terluka ringan.
Kepala Pasukan Cepat Tanggap Darurat India Alok Awasthi mengatakan gedung itu sudah dinyatakan tidak aman dan secara resmi dilarang untuk ditinggali, namun beberapa keluarga masih bertahan di sana. Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) telah mengirim surat pengusiran sejak 2007. Satu dari tiga keluarga menolak pergi. Salah seorang korban tewas berasal dari keluarga itu.
Lembaga itu juga mengirim surat kepada 25 keluarga yang tinggal di sekitarnya untuk mengosongkan rumah-rumah mereka.
“Kami telah mengirim surat peringatan kepada warga, memberitahu gedung itu bisa runtuh kapan saja,” kata Ajit Ambi, Asisten Komisioner BMC.
Puluhan orang juga membuat pondok-pondok di bawah gedung berusia 31 tahun yang terletak di kawasan permukiman kumuh di Vakola, Santacruz, sebelah barat Mumbai itu
Puluhan petugas pemadam kebakaran dan tim tanggap darurat masih terus berupaya mencari korban selamat yang terjebak reruntuhan. Dua ambulans disiagakan untuk mengangkut para korban ke rumah sakit.
Gedung runtuh kerap terjadi di India, negara yang kebutuhan akan perumahannya sangat tinggi. Kurangnya regulasi mendorong beberapa pengembang mengambil jalan pintas dengan menggunakan bahan bangunan di bawah standar atau menambah ketinggian secara ilegal. April lalu, satu kompleks perumahan di Mumbra runtuh, menewaskan 74 orang.
AP | INDIAN EXPRESS |NATALIA SANTI
Berita Terpopuler
Ekspresi Ahok Saat Detik-detik Deklarasi Jokowi
Jokowi Capres, Warga Semeru: Satria Piningit Datang
Ini Catatan Pengusaha kepada Jokowi