TEMPO.CO, Kabul - Jurnalis radio nasional Swedia, Nils Horner, 51 tahun, tewas dengan luka tembak di bagian belakang kepala, Selasa siang, 11 Maret 2014. Horner ditembak oleh dua pria di kawasan elite Kota Kabul, Afganistan. Tepatnya di dekat restoran mewas, tempat serangan pemberontak yang menewaskan 21 orang, termasuk 13 pendatang asing, pada Januari 2014.
Seorang saksi mata sempat terdengar satu suara tembakan sebelum Horner tersuruk ke tanah. Dokter menyatakan Horner tewas sebelum tiba di rumah sakit. "Ada dua orang lari, usianya sekitar 20 tahun. Penjaga keamanan juga sempat mengejar mereka," kata saksi mata seperti yang dikutip Daily Times.
Pejabat kepolisian setempat, Kolonel Najibullah Samsour, mengatakan Horner tengah berdiri di luar restoran dan berbicara dengan seorang penjaga kemanan. Ketika itu, dua pria yang mengenakan pakaian tradisional Afganistan melintas. "Salah satu pria menarik pistol dan melepaskan tembakan ke arah wajah wartawan itu," ujar Samsour.
Untuk menelusuri jejak pelaku, polisi kini menginterograsi sejumlah saksi mata. Termasuk sopir dan penerjemah yang mendampingi Horner. Di lain pihak, Taliban membantah bertanggung jawab atas insiden itu.
Horner bekerja pada Sveriges Radio sejak 2001. Ia sendiri telah berpengalaman meliput daerah konflik. Horner pernah melaporkan peristiwa kejatuhan Taliban pada 2001, perang Irak pada 2003, atau tsunami di Samudera Hindia pada 2004.
Menurut Kepala Sveriges Radio, Cilla Benko, Horner sudah begitu mengenal kawasan Afganistan, terutama Kabul. Dalam satu tahun, ia bisa berada di Kabul selama tiga-empat kali. "Dia begitu mengetahui kondisi dan keamanan Kota Kabul," ujar Benko.
Jurnalis lepas asal Swedia yang berbasis di Hong Kong, Johan Nylander, mengatakan bila Norner merupakan legenda di antara wartawan Swedia. Horner dikenal sebagai jurnalis yang loyal terhadap profesinya. "Selama bertahun-tahun, ia tak memiliki apartemen," kata Nulander. "Hong kong adalah tempat bagi Horner untuk meletakkan kopernya selama setengah dekade."
NEW YORK TIMES | VOA | DAILY TIMES | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Penumpang Gelap Malaysia Airlines Saling Kenal
Pasukan Pro-Rusia Rebut Pangkalan Militer Ukraina
Malaysia Airlines, Anggota Parlemen Iran Tuduh AS
Pantau Ukraina, NATO Kirim Pesawat Tempur Korea Utara Punya Teknik Rumit untuk Kelabui Sanksi PBB