TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Pihak berwenang Malaysia telah melakukan kontak dengan organisasi kontraterorisme untuk menyelidiki hal terkait penggunaan paspor palsu oleh dua penumpang Malaysia Airlines yang nahas. Hal ini ditegaskan Menteri Transportasi Malaysia, Hishamuddin Hussein, Minggu.
Dia tidak merinci berapa banyak potensi masalah yang ada terkait paspor palsu ini, namun mengatakan pihak berwenang mulai menyisir manifest penumpang secara keseluruhan.
Baca Juga:
Pihak berwenang di Amerika Serikat mengakui telah diberitahu tentang paspor curian itu. Namun sejauh ini, menurut laporan CNN mengutip sumber di FBI, tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan.
Dari dua paspor itu, satu milik warga Italia yang dilaporkan dicuri di Thailand dan satunya lagi milik warga Austria. Paspor yang hilang itu telah dilaporkan dan ada dalam database Interpol.
Hussein menyatakan, sebelum lepas landas, tidak ada pemeriksaan yang dilakukan oleh Malaysia Airlines untuk menentukan apakah ada penumpang pada penerbangannya yang bepergian dengan paspor curian. "Banyak maskapai penerbangan tidak memeriksa database itu," katanya.
Baca Juga:
Rahman, pejabat penerbangan Malaysia, menolak mengatakan apakah pihak berwenang dalam penerbangan Malaysia memeriksa database. The National Transportation Safety Board AS mengumumkan hari Sabtu bahwa tim peneliti yang sedang dalam perjalanan ke Malaysia untuk membantu melakukan penyelidikan.
Dua orang yang menggunakan paspor curian dalam penerbangan Malaysia Airlines yang hilang itu diketahui membeli tiket bersama-sama. Hal ini diketahui dari sistem verifikasi e-ticket Trvelsky. Tiket itu dibeli dari China Southern Airlines di Thailand dengan harga yang sama. Nomor tiket yang berdekatan menunjukkan tiket dikeluarkan bersama-sama.
Informasi baru ini menambah misteri yang menyelimuti nasib Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370. Pesawat ini menghilang pada Sabtu pagi dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur.
Italia dan Austria mengatakan tidak ada warga negara mereka berada di dalam pesawat. Pejabat di dua negara itu menyatakan mereka yang namanya tercantum dalam manifes penumpang mengaku paspor mereka dicuri saat berada di Thailand.
Dalam tiket yang dipesan melalui China Southern Airlines itu keduanya memulai perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, dan kemudian seterusnya ke Amsterdam. Tiket dengan paspor Italia meneruskan ke Kopenhagen sedang tiket dengan paspor Austria ke Frankfurt.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki identitas beberapa orang di dalam pesawat yang bermasalah dengan paspor mereka.
CNN | TRIP B