TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Sejumlah pelukis dan seniman kaligrafi Buddha termasuk dalam 154 warga Cina dan Taiwan penumpang pesawat Malaysia Airlines Boeing 777-200ER bernomor penerbangan MH370 yang hilang sejak Sabtu kemarin. Sebelumnya, di Kuala Lumpur, Malaysia, mereka menghadiri suatu pertemuan.
Berdasarkan catatan penerbangan Malaysia Airlines, penumpang terbanyak adalah warga Cina. Keluarga para penumpang pesawat nahas itu berkumpul sejak Sabtu di satu hotel di Distrik Lido, Beijing, menunggu informasi dari maskapai itu. (Baca: Keluarga Tuntut Klarifikasi Malaysia Airlines)
Sampai saat ini pihak maskapai masih mencari keberadaan pesawat dan seluruh penumpangnya. Belum diketahui penyebab pasti hilangnya pesawat itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria Martin Weiss mengatakan warga Austria yang paspornya dicuri dua tahun lalu tidak berada di dalam pesawat.
Hal senada disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Italia, Aldo Amati, yang memastikan tidak ada warga Italia di dalam pesawat itu. Diduga, seseorang menumpang pesawat itu dengan menggunakan paspor curian milik warga Italia. (Baca: Paspor Palsu Menambah Misteri Malaysia Airlines)
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memastikan bahwa tiga warga Amerika berada di dalam pesawat yang terbang menuju Beijing itu. "Kedutaan Amerika di Kuala Lumpur dan Bejing sedang menghubungi keluarga korban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Jen Psaki.
CNN | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Pilot Senior: Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines Aneh
Posisi Terakhir Malaysia Airlines di Atas Vietnam
Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Laut Vietnam?