TEMPO.CO, Ankara - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa pemerintahnya bisa melarang jaringan media sosial YouTube dan Facebook setelah beredarnya informasi skandal korupsi secara luas melalui media ini. "Ada langkah-langkah yang akan kita ambil dalam lingkup setelah 30 Maret, termasuk kemungkinan pelarangan itu (YouTube dan Facebook)," kata Erdogan, dalam sebuah acara televisi yang disiarkan pada Kamis, 6 Maret 2014, malam. (baca: Heboh Sensor Konten Internet di Turki)
Erdogan dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berada di bawah tekanan yang meningkat sejak pekan lalu ketika rekaman audio bocor ke publik. Dalam rekaman itu, Erdogan dan anaknya diduga membahas cara menyembunyikan sejumlah besar uang.
Ia menyebut upaya pembocoran itu sebagai hal keji dan tidak bermoral yang dibuat oleh lawan politiknya menjelang pemilihan lokal pada 30 Maret mendatang. Serangkaian kebocoran percakapan secara online lainnya menunjukkan bahwa Erdogan diduga campur tangan dalam transaksi perdagangan dan sejumlah kasus di pengadilan.
Pemerintah Erdogan telah terguncang oleh skandal korupsi tingkat tinggi yang terkuak pada pertengahan Desember tahun lalu. Korupsi ini menjerat sekutu politik dan bisnis sang perdana menteri. Walhasil, kabinet di bawah pemerintahannya dirombak setelah tiga anak menteri terseret kasus tersebut.
Erdogan menuduh loyalis yang kemudian menjadi lawan politiknya, Fethullah Gulen, sebagai dalang. Gulen adalah seorang ulama berpengaruh yang berbasis di Amerika Serikat.
CHANNEL NEWS ASIA | TRIP B
Terpopuler
Jojon Pernah Jadi 'Direktur' PT Rejeki Nomplok
Hakim Minta Suami Airin Tak Pilih-pilih Makanan
Budi Mulya Didakwa Korupsi Bersama Boediono