TEMPO.CO, Dublin - Yulia Tymoshenko mengecam keputusan parlemen Crimea untuk menggelar referendum. Tokoh oposisi Ukraina yang baru-baru ini dibebaskan setelah menjalani hukuman penjara dua tahun menilai referendum warga bagian selatan Ukraina itu dilakukan hanya untuk melegitimasi rencana bergabungnya wilayah ini dengan Rusia. ”Kremlin harus memahami bahwa Ukraina adalah negara dan bukan suatu wilayah," kata dia kepada wartawan di Dublin pada konvensi Partai Rakyat Eropa atau European People's Party (EPP). ”Ukraina adalah negara berdaulat yang bebas untuk memilih bergabung dengan Eropa. Ini bukan sebuah koloni yang akan didorong ke dalam kandang.”
Crimea adalah wilayah yang mayoritas penduduknya adalah etnis Rusia--yang kini menjadi pusat ketegangan, menyusul terjungkalnya presiden Ukraina pro-Moskow, Viktor Yanukovych.
Para anggota parlemen tersebut menyatakan bakal mengajukan pertanyaan untuk memisahkan diri dari Ukraina dalam referendum pada 16 Maret mendatang. Langkah ini kian meningkatnya ketegangan di negara bekas Uni Soviet itu.
Namun, dia menyatakan referendum itu inkonstitusional. ”Saya ingin menanyakan apakah seseorang dapat memiliki referendum terbuka, adil, dan demokratis di bawah senjata Kalashnikov?” ujar Tymoshenko. Dia pun bertanya,” Siapa yang akan menghitung surat suara. Siapa yang bisa memastikan bahwa kehendak bebas rakyat tersebut tercermin sebagai keinginan untuk referendum?” ujar dia. ”Itulah alasannya referendum ini disebut tidak sah.” Dia menegaskan referendum di Crimea melanggar konstitusi Ukraina karena persoalan teritorial harus diputuskan oleh suara nasional.
Tymoshenko memimpin delegasi negaranya pada konferensi EPP di Dublin, ibu kota Irlandia itu. Ini adalah pertama kalinya ia telah meninggalkan Ukraina sejak dibebaskan dari penjara bulan lalu dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
Tymoshenko adalah pemimpin Revolusi Oranye 2004. Dia menjadi lawan politik Viktor Yanukovych dalam pemilihan presiden 2010, tetapi kalah. Ia menjadi target serangkaian investigasi kriminal yang diklaim banyak pihak bertujuan mengakhiri karier politiknya.
Tymoshenko pertama kali ditangkap pada Agustus 2011 dan dua bulan kemudian dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan atas kesepakatan gas 2009 yang ia tandatangani kontraknya dengan Rusia.
BBC | TRIP B
Terpopuler