TEMPO.CO, Boston - Terdakwa pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev, menyatakan omongannya saat bertemu saudara perempuan yang mengunjunginya di penjara hanya candaan. Dia keberatan jika hal itu dijadikan salah satu pertimbangan jaksa untuk memperberat hukumannya. (baca:Pelaku Bom Boston Terancam Hukuman Mati)
Dalam sebuah kunjungan, Tsarnaev, yang saat itu ditempatkan dalam penjara khusus, bercanda dengan kakak perempuannya. Dia menyebut kata "red herring", julukan untuk sesuatu yang melenceng dari fakta, merujuk pada nama ikan yang baunya menyengat untuk mengecoh anjing. Hal itu terdengar oleh seorang agen FBI yang berada di ruang pemantau kunjungan.
Dalam dokumen pengadilan yang diajukan Rabu, pengacara Tsarnaev menyatakan kliennya sama sekali tak bermaksud membuat pernyataan yang merugikan selama kunjungan saudaranya itu. Tidak ada dokumen mengenai detail ungkapan Tsarnaev, tapi para ahli hukum memperdebatkan perlu atau tidaknya pencabutan pembatasan monitoring dan pembatasan interaksinya dengan orang lain.
Para pengacaranya mengatakan komentar lucu itu dibuat untuk menyebut pembatasan penjara yang dikenal sebagai langkah-langkah administratif khusus, bukan pada jaksa dan dakwaannya. "Dia tidak membuat pernyataan berkaitan dengan tuduhan terhadap dirinya selama kunjungan saudara-saudara perempuannya," katanya.
Tsarnaev menghadapi kemungkinan hukuman mati dalam pengeboman mematikan April tahun lalu. Jaksa menuduh Tsarnaev, 20 tahun, dan saudaranya, Tamerlan, 26 tahun, merakit dua bom dengan pressure cooker dan menempatkannya di dekat garis finis lomba lari populer, Boston Marathon. Ledakan kembar menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang.
Tsarnaev telah mengaku tidak bersalah atas 30 tuduhan federal. Tamerlan tewas setelah baku tembak dengan polisi beberapa hari setelah kejadian. (baca:Terdakwa Bom Boston Mengaku Tak Bersalah)
Pengacara Tsarnaev mengatakan bahwa referensi jaksa yang menyebut Tsarnaev mengeluarkan pernyataan memberatkan "telah melepaskan gelombang spekulasi publik tidak beralasan dan merugikan".
"Jika Tsarnaev terlihat ringan dalam interaksi dengan saudara-saudara perempuannya, ini akan dipintal menjadi argumen bahwa ia harus dieksekusi karena ia tidak memiliki penyesalan dan tidak cukup serius tentang kesulitannya atau tindakannya. Di sisi lain, jika Tsarnaev muncul pasif atau pendiam, pengamatan tersebut juga kemungkinan akan ditandai sebagai bukti bahwa Tsarnaev berdarah dingin dan lebih layak untuk hukuman mati," kata pengacara Tsarnaev.
AP | TRIP B
Terpopuler
KPK Thailand Dibom
Singapura Gantikan Tokyo Jadi Kota Termahal
Negara-negara Teluk Tarik Dubesnya dari Qatar