TEMPO.CO, Jenewa - Pemerintah Swiss telah memulai penyelidikan atas pencucian uang yang dituduhkan kepada Presiden Ukraina terguling, Viktor Yanukovych, dan anaknya, Olexandr. Swiss juga membekukan aset 20 pejabat Ukraina, termasuk Yanukovych, putranya, dan sejumlah mantan menteri dalam pemerintahannya. Dengan demikian, dana-dana itu tidak bisa dicairkan.
Austria pun membekukan aset 18 pejabat Ukraina yang diduga melanggar hak asasi manusia dan terlibat dalam korupsi, tetapi tidak menyebutkan nama. Yanukovych, 63 tahun, diyakini telah melarikan diri ke Rusia sejak digulingkan oleh parlemen setelah demonstrasi anti-pemerintah yang telah berlangsung tiga bulan memuncak dalam bentrokan berdarah.
Jaksa agung Swiss di Jenewa juga mengumumkan bahwa seorang jaksa dan brigade keuangan polisi yudisial tim penyelidikan pencucian uang mengambil sejumlah bukti dan berkas di kantor perusahaan yang dijalankan Olexandr. Tidak jelas apakah Yanukovych memiliki dana di Swiss, namun Olexandr membuka cabang aset manajemen perusahaannya di Jenewa pada akhir 2011.
Menurut tabloid mingguan Swiss, L' Hebdo, dokter gigi 40 tahun ini telah mengumpulkan kekayaan pribadi sekitar US$ 500 juta hanya dalam tiga tahun terakhir. Dia bersama pengusaha yang dekat dengan Yanukovych, Renat Leoniclovich Akhmentov, dilaporkan menguasai hampir setengah usaha produksi batu bara negara itu dan sekitar sepertiga produksi listrik dan distribusinya.
Adapun kantor cabang bisnisnya di Jenewa dijalankan pengusaha asal Uzbekistan, yang juga menjalankan sebuah perusahaan bernama Partefina yang terdaftar dengan alamat yang sama. Perusahaan itu terdaftar sebagai kantor keluarga--istilah yang digunakan untuk perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengelolaan kekayaan keluarga besar. Menurut L' Hebdo, Partefina dimiliki Akhmetov. Warga Ukraina menggelar unjuk rasa untuk menuntut Swiss membekukan aset Yanukovych.
ASIAONE | EKO ARI