TEMPO.CO, Kiev – Parlemen Rusia pada Selasa, 24 Februari 2014, memutuskan mengirim mantan Presiden Viktor Yanukovych, yang dituding telah menyerukan kekerasan kepada polisi terhadap demonstran hingga menewaskan lebih dari 100 orang, ke Mahkamah Pidana Internasional.
Dilaporkan Reuters, atas tindakan tersebut, Yanukovych didakwa atas “pembunuhan massal” pada Senin kemarin. Ia kini telah masuk daftar pencarian orang.
Pengadilan yang bermarkas di Den Haag, Belanda, ini mengatakan peradilan terhadap Yanukovych bisa saja digelar di sana. Namun dibutuhkan permintaan dari pemerintah Ukraina untuk memberikan yuridiksi.
Tidak hanya menyeret Yanukovych, parlemen Ukraina juga berharap mantan Menteri Dalam Negeri Ukraina Vitaly Zakharchenko dan mantan jaksa agung Viktor Pshonka, yang juga sedang dicari oleh pihak berwenang, juga dapat diadili di Den Haag.
Yanukovych terakhir kali terlihat di Crimea, sebuah wilayah yang merupakan basis kekuasaannya. Pada Jumat kemarin, sebuah helikopter diduga membawanya dari Kiev ke daerah tersebut lantaran ia tak diizinkan meninggalkan Ukraina.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Berita Lainnya
Dubes RI untuk Thailand: Tidak Ada WNI Jadi Korban
Balita dan Anak-anak Jadi Korban Bom Thailand
Jerman Siapkan Opsi Kontraspionase Hadapi AS
Merkel Dukung Upaya Kerry Soal Israel-Palestina
Istana Mewah Yanukovich Jadi 'Museum Korupsi'