TEMPO.CO, Washington - Seorang pejabat senior Amerika Serikat memperingatkan Moskow untuk tidak mengirim pasukan ke Ukraina di tengah krisis politik yang mencengkeram negara bekas Uni Soviet ini. Campur tangan dalam bentuk apapun di Ukraina, katanya, "Adalah sebuah kesalahan besar."
"Ini bukan untuk kepentingan Ukraina, Rusia, Eropa, atau Amerika Serikat, melihat negara ini terpecah. Ada dalam kepentingan siapa pun untuk mengawasi segala bentuk kekerasan," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Susan Rice, dalam sebuah wawancara dengan NBC. (baca: Menteri Ukraina: Tangkap Eks Presiden Yanukovych!)
Komentar Rice dilontarkan menyusul laporan Financial Times pekan lalu, mengutip seorang pejabat Rusia yang mengatakan bahwa Moskow dapat mengintervensi untuk melindungi etnis Rusia di wilayah Crimea, Ukraina. Wilayah ini juga merupakan salah satu pangkalan angkatan laut Rusia.
"Jika Ukraina pecah, maka akan memicu perang. Mereka akan pertama kehilangan Crimea. Karenanya kita akan masuk dan melindunginya, seperti yang kita lakukan di Georgia," kata pejabat itu. Pada 2008, Rusia mengintervensi Georgia atas republik yang memisahkan diri Ossetia Selatan itu.
Rice mengatakan dalam wawancara itu bahwa situasi di Ukraina "bukan tentang AS dan Rusia". Hubungan Ukraina yang lebih dekat dengan Eropa tidak akan mengorbankan hubungan sejarah negara itu dengan Rusia," katanya.
"Tidak ada kontradiksi yang melekat antara Ukraina yang memiliki ikatan sejarah dan budaya lama ke Rusia dan Ukraina modern yang ingin mengintegrasikan lebih erat dengan Eropa," katanya.
Rice mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin setuju dengan pesan yang disampaikan oleh Presiden Barack Obama, dalam panggilan telepon antara kedua pemimpin itu pada Jumat lalu. "Presiden menyatakan, AS dan Rusia memiliki kepentingan bersama untuk Ukraina yang tetap bersatu, utuh, independen, dan rakyatnya memiliki kebebasan," katanya.
RIA NOVOSTI | TRIP B