TEMPO.CO, Zamboanga - Militer berhasil membebaskan dua wanita pembuat film dokumenter yang diculik oleh kelompok ekstremis muslim di Filipina selatan. Keduanya ditemukan sejak Kamis, 20 Februari 2014, setelah delapan bulan dinyatakan hilang.
Nadjoua Bansil, 39 tahun, bersama adiknya, Linda Bansil, 36 tahun, sedang membuat film dokumenter independen tentang kehidupan masyarakat marginal di pulau yang dipenuhi hutan di Jolo.
"Selama ditahan kami beristirahat untuk sementara waktu, tapi kami terus melanjutkan pembuatan film," katanya kepada wartawan di kota selatan Zamboanga, Jumat, 21 Februari 2014.
Komandan Angkatan Laut Jolo Brigadir Jenderal Jose Cenabre mengatakan para penculik memutuskan untuk membebaskan mereka di tengah upaya pencarian terhadap para korban itu. Jose enggan menyebutkan apakah penculikan itu memiliki motif meminta uang tebusan.
"Apa pun yang Anda pikirkan tentang uang tebusan, kami tidak bisa menjawab itu. Cukuplah untuk mengatakan bahwa kami berhasil mengamankan para korban," kata kepala militer setempat, Letnan Jenderal Rustico Guerrero.
Nadjoua dan Linda diculik oleh anggota kelompok Abu Sayyaf pada 22 Juni 2013 di Pulau Jolo. Selama dalam penyekapan, mereka memakai gaun panjang yang menutupi wajah dan seluruh badan. Berat badan mereka juga turun setelah disekap.
Kelompok Abu Sayyaf didirikan dengan sokongan dari pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden. Pemerintah AS secara resmi menetapkannya sebagai organisasi teroris. Abu Sayyaf dituding sebagai pelaku serangan teror terburuk dalam sejarah Filipina serta banyak penculikan orang asing dan orang Filipina untuk meminta uang tebusan.
ASIAONE | EKO ARI
BERITA LAINNYA
Penemuan Alat Sadap di Rumah Jokowi 3 Bulan Lalu
Risma Ingin Sekali Ketemu Mega, Tapi Tak Berani
Akil Pertanyakan Tiadanya Nama Mahfud Md
Jokowi: Yang Mau Disadap dari Saya Apa?
Akil Diduga Terima Suap Hingga Rp 161 Miliar!