TEMPO.CO, Canberra - Polisi Federal Australia menggeledah kantor stasiun televisi Channel 7 untuk menemukan nota pembayaran atas nama Schapelle Corby, napi narkoba yang dibebaskan dari penjara di Bali. Sebelumnya santer beredar kabar bahwa wawancara pertama Corby dihargai jutaan dolar Australia.
Juru bicara Channel 7, Mike Willesee, menyatakan nota tak ditemukan dalam penggeledahan karena memang tak pernah dibuat. Ia juga mengatakan telah berbicara dengan Corby untuk pertama kalinya. "Meskipun ia menderita penyakit mental, tapi ia baik-baik saja," katanya.
Willesee yang tengah berada di Bali mengatakan "tidak ada kesepakatan dengan keluarga Corby" terkait hak eksklusif wawancara. "Kami tak membayar apa pun. Tapi kami memastikan melalui kerja keras bahwa jika ada wawancara, maka kami yang pertama dalam antrean," katanya.
Di antara "kerja keras" yang dimaksudnya adalah menyewa vila mewah di Bali, tempat Corby berkumpul kembali bersama keluarganya. Mereka juga merekrut tiga orang atau lebih penjaga keamanan untuk melindungi Corby dari media lain di Bali.
Polisi federal menggeledah kantor Channel 7 di Pyrmont dan Eveleigh sebagai bagian dari hasil investigasi kriminal pada Selasa pagi. Polisi melakukan penggeledahan hingga pukul 01.30 dinihari.
Seorang juru bicara Polisi Federal Australia mengatakan mereka melaksanakan tugas sesuai surat perintah penggeledahan di Sydney dalam kaitannya dengan Crime Act. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut.
Dua belas perwira dikabarkan mulai datang di kantor Pyrmont pukul 20.55. Petugas keamanan mencoba mencegah petugas, tetapi akhirnya memperbolehkan mereka masuk.
Staf Channel 7 terus memfilmkan tindakan polisi, termasuk mengambil dokumen dan berbicara kepada karyawan. Ulah mereka sempat membuat berang polisi.
Sebelumnya santer diberitakan Schapelle Corby dilaporkan telah menandatangani kesepakatan 2 juta dolar Australia dengan saluran televisi ini.
SYDNEY MORNING HERALD | TRIP B
Berita terkait
Direktur Utama KBS Berharap Risma Tak Mundur
Plus Minus Kepemimpinan Wali Kota Risma
Wisnu: Risma Mundur, Warga Surabaya Rugi