TEMPO.CO, Kathmandu - Kecelakaan pesawat terjadi di Bukit Masine, Desa Dhikura, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Kathmadu, Nepal, Ahad lalu. Sebanyak 18 penumpang tewas setelah pesawat jenis twin otter buatan Kanada itu menabrak bukit karena cuaca buruk dan hujan lebat. Kecelakaan ini menambah catatan buruk bagi penerbangan di Nepal dimana lebih dari selusin penerbangan itu memiliki risiko besar karena harus melewati pegunungan dengan awal tebal.
"Semua jasad dari korban telah ditemukan," kata juru bicara militer Nepal Jagadish Pokharel, Senin, 17 Februari 2014.
Sebagian besar yang menjadi korban adalah orang asing. Di lain pihak, awak pesawat tiga orang juga tewas. Sebelum kecelakaan, pesawat yang dikelola Nepal Airlines Corp dalam penerbangan dari kota wisata Pokhara ke Jumla di ujung barat Nepal. Setelah menabrak tebing, pesawat pecah berkeping-keping dan berhamburan di lereng bukit.
Pihak keamanan sempat mengalami kesulitan untuk mencari korban. Pokharel mengatakan harus menelusuri semua perbukitan. Padahal, jalan menuju perbukitan banyak yang terputus. Banyak wilayah dari Nepal mengalami hujan akhir pekan ini, dengan salju yang meliputi beberapa daerah pegunungan. "Kami menggunakan helikopter untuk mencari korban. Itu pun kami baru bisa menemukan korban hari ini," katanya.
Pesawat jenis ini juga pernah menjadi korban pembajakan pertama di negara itu 40 tahun yang lalu. Ketika itu pesawat dibajak oleh aktivis dari Partai Kongres Nepal selama perjuangan melawan monarki yang berkuasa. Monarki telah dihapuskan pada tahun 2008 dan ketua partai, Sushil Koirala, anggota dari keluarga politik, menghabiskan tiga tahun penjara di India atas keterlibatannya dalam pembajakan. Kini dia menjabat Perdana Menteri Nepal.
Setidaknya 97 orang tewas dalam enam kecelakaan udara di Nepal sejak 2010. Kecelakaan terburuk terjadi pada bulan September 2012, ketika 19 orang tewas saat pesawat Dornier jatuh di Kathmandu setelah lepas landas untuk Lukla, pintu gerbang ke Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia. Pada bulan Desember lalu, Uni Eropa menetapkan Nepal masuk daftar hitam penerbangan.
REUTERS | EKO ARI