TEMPO.CO, Anbar – Pertempuran yang terjadi antara militan anti-pemerintah dan pasukan keamanan Irak telah memaksa 300 ribu orang di dua kota di Provinsi Anbar, Irak, mengungsi.
“Selama enam minggu terakhir, sekitar 300 ribu warga dari 50 ribu keluarga telah mengungsi karena ketidakamanan di sekitar Fallujah dan Ramadi,” demikian dinyatakan oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR), seperti dikutip Xinhua.
Sebagian besar pengungsi telah pindah ke kota lain di Anbar yang lebih terpencil. Adapun 60 ribu orang lainnya diperkirakan telah mengungsi ke provinsi lain yang lebih jauh dan aman.
Provinsi Anbar telah menyaksikan bentrokan sengit yang berkobar setelah polisi Irak membongkar situs protes anti-pemerintah di luar Ramadi pada akhir Desember tahun lalu. Pertempuran ini terjadi antara pemerintah yang dipimpin Syiah menghadapi kelompok Al-Qaeda.
Irak baru saja melalui 12 bulan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun, mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak kemunculannya pada periode pasca-invasi yang paling bergolak antara tahun 2006 dan 2008. Kekerasan mencengkeram Irak setelah Amerika Serikat mengakhiri masa invasinya pada Desember 2011--setelah berada di sana selama delapan tahun.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler:
Singapura: Marinir Pembunuh Tak Harus Dihormati
Singapura Tetap Minta Nama KRI Usman Harun Diganti
1.000 Kerangka Ditemukan di Kampus di AS
Ali Khamenei Ajak Mahasiswa Siapkan 'Perang Cyber'
Apes dalam Ajang Olimpiade Gara-gara Celana Melorot