Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Opsi Soal Afganistan Pengaruhi Operasi Drone AS

Editor

Abdul Manan

image-gnews
AP/Massoud Hossaini
AP/Massoud Hossaini
Iklan

TEMPO.CO , Washington: Sikap Presiden Barack Obama yang mungkin terpaksa menarik semua pasukan Amerika Serikat dari Afganistan pada akhir tahun ini memicu kekhawatiran di dalam badan-badan intelijen Amerika. Jika itu terjadi, mereka bisa kehilangan pangkalan udara mereka yang digunakan untuk serangan pesawat tak berawak (drone) terhadap Al Qaeda di Pakistan dan untuk menanggapi krisis nuklir di wilayah tersebut.

New York Times edisi 27 Januari 2014 menulis, sampai saat ini masih jadi perdebatan soal seberapa besar pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat akan disisakan di Afganistan setelah misi tempurnya berakhir tahun ini. Kekhawatiran baru ini juga mencerminkan bagaimana jumlah pasukan di Afganistan secara langsung mempengaruhi kepentingan keamanan jangka panjang Amerika di negara tetangga Pakistan, kata pejabat pemerintah, militer dan intelijen AS.

Keprihatinan ini berada pada tahap cukup serius karena pemerintahan Obama telah meminta tim khusus intelijen, militer, dan ahli kebijakan untuk merancang alternatif untuk mengurangi kerusakan jika kesepakatan kerjasama keamanan tidak dapat dicapai dengan Hamid Karzai, presiden Afganistan. Karzai menolak menandatangani kesepakatan, padahal pejabat Amerika berharap itu sudah ditandatangani akhir tahun lalu.

Jika Obama akhirnya menarik semua pasukan Amerika dari Afganistan, basis drone CIA di negara itu harus ditutup karena tidak bisa lagi dilindungi, kata pejabat pemerintah AS.

Kekhawatiran mereka adalah markas alternatif terdekat terlalu jauh untuk drone agar bisa mencapai wilayah pegunungan di Pakistan yang menjadi tempat persembunyian sisa-sisa komandan Al Qaeda. Basis itu juga akan terlalu jauh untuk memonitor dan merespon secepat pasukan Amerika yang bisa dilakukan hari ini jika ada krisis di wilayah tersebut, seperti hilangnya bahan senjata nuklir atau senjata di Pakistan dan India.

Seorang pejabat senior pemerintah, ditanya tentang persiapan itu, mengatakan bahwa kemungkinan penarikan secara total "telah berkembang di Afganistan, dan kami telah melakukan review metodis dari setiap kemampuan AS yang mungkin akan terpengaruh oleh kebijakan itu dan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampaknya."

Pejabat itu menambahkan bahwa pemerintah bertekad untuk mencari alternatif, jika diperlukan. "Kami akan dipaksa untuk beradaptasi," kata pejabat itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah ini muncul ke permukaan setelah Departemen Pertahanan AS baru-baru ini menyodori Obama dengan dua pilihan untuk misi di Afganistan. Salah satu pilihannya adalah menyisakan kehadiran 10.000 tentara Amerika di sana untuk melatih pasukan Afganistan, melakukan penngeledahan kontraterorisme dan melindungi fasilitas Amerika, termasuk yang di Afganistan timur yang merupakan markas operasi drone dan pemantauan nuklir.

Alternatif lainnya, yang disebut opsi nol, tidak menyisakan satu pasukan pun di sana. Amerika Serikat telah mengatakan bahwa jika tidak bisa mencapai kesepakatan keamanan final dengan Karzai, mereka siap, meski dengan nada enggan, untuk menarik keluar semua tentaranya, seperti yang terjadi di Irak pada tahun 2011.

Obama belum membuat keputusan soal ini, kata Caitlin Hayden M., juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS. "Kami akan menimbang masukan dari para komandan militer kami, serta komunitas intelijen, diplomat dan ahli pembangunan, saat kami membuat keputusan tentang kehadiran kami pasca 2014 di Afganistan," kata Hayden.

NEW YORK TIMES | ABDUL MANAN

Berita Terkait:
Pejabat CIA Terseret Investigasi Drone Pakistan
Kongres Hadang Transfer Drone dari CIA ke Pentagon

Berita Lainnya:
Hutan Cina Terbakar, 200 Damkar Diterjunkan
KPU: Pencoblosan di 42 Konstituensi Terganggu
Hadiah Rp 1,2 Miliar untuk Penemu Biola Hilang
AL Kolombia Gagalkan Aksi Pengeboman
Rebut Anbar, Tentara Irak Habisi 14 Gerilyawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Pasukan kepolisian Afghanistan berusaha menolong seorang anak kecil usai terjadinya aksi bom bunuh diri dan bentrokan antara pasukan Afghanistan dan gerilyawan di sebuah masjid Muslim Syiah di Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2017. Serangan tersebut terjadi saat jamaah menjalankan ibadah shalat subuh. REUTERS
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.


Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ekspresi Presiden AS, Donald Trump saat menjawab pertanyaan media saat berada di pesawat kenegaraan Air Force One dalam perjalanannya menuju Palm Beach, beberapa jam sebelum memerintahkan serangan ke Suriah, 6 April 2017. AP Photo
Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam


Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Senjata Taliban yang diduga dipasok oleh Rusia. Cnn.com
Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan


Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.


Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Abdul Hasib, pemimpin ISIS. twitter.com
Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan


ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

Pasukan keamanan Afghanistan menyisir lokasi serangan bom di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Serangan bom bunuh diri di dekat gedung Kedubes AS ini  menewaskan 8 warga sipil dan 3 tentara AS. REUTERS/Omar Sobhani
ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.


Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan yang terjadi dekat iring-iringan kendaraan militer NATO di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2017. Twitter.com
Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa


Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Milisi Taliban membawa senjata berat saat berjaga berjaga-jaga ketika pemimpin senior Taliban Mullah Abdul Manan Niazi, memberikan pidato kepada pejuang, di distrik Shindand Afghanistan, 27 Mei 2016. AP/Allauddin Khan
Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.


Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Anggota Tentara Nasional Afganistan menghadiri upacara wisuda kelulusan di Akademi Militer Afganistan di Kabul, Afganistan, 24 Januari 2016. AP/Rahmat Gul
Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.


Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Ilustrasi. zimbio.com
Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.