Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer AS Sodorkan Dua Opsi Soal Afganistan

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Sejumlah tentara Afganistan saat tengah menyelidiki lokasi sisa-sisa serangan gerilyawan Taliban di  pangkalan gabungan NATO-Afganistan di Nangarhar, Afganistan (4/1). Serangan Taliban ke pangkalan NATO semakin meningkat belakangan ini yang bertujuan untuk menguasai wilayah Afganistan yang akan ditinggalkan pasukan NATO di akhir 2014.  (AP Photo/Rahmat Gul)
Sejumlah tentara Afganistan saat tengah menyelidiki lokasi sisa-sisa serangan gerilyawan Taliban di pangkalan gabungan NATO-Afganistan di Nangarhar, Afganistan (4/1). Serangan Taliban ke pangkalan NATO semakin meningkat belakangan ini yang bertujuan untuk menguasai wilayah Afganistan yang akan ditinggalkan pasukan NATO di akhir 2014. (AP Photo/Rahmat Gul)
Iklan

TEMPO.CO , Washington: Para pemimpin militer Amerika Serikat telah mengusulkan dua pilihan untuk Afganistan setelah 2014: meninggalkan 10.000 tentara Amerika di sana ketika misi tempur berakhir tahun ini, atau menarik keluar semua tentaranya.

Sebuah sumber mengatakan kepada Voice of America, yang dimuat dalam VOA News edisi 22 Januari 2014, bahwa proposal itu telah dibahas panjang lebar hingga saat ini.

Namun beberapa organisasi berita, termasuk The Wall Street Journal dan New York Times, mengatakan, bahwa komandan pasukan NATO di Afghanistan Jenderal Joseph Dunford sudah menyampaikan opsi itu ke Gedung Putih pekan lalu.

Sekitar 37.500 tentara AS yang berada di Afganistan saat ini, bersama 19.000 pasukan dari negara lain yang tergabung dalam koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Haji Saleh Muhammad Saleh, yang duduk di Komite Pertahanan di Majelis Rendah Afghanistan mengatakan kepada VOA Biro Afganistan bahwa jika penarikan total serius dipertimbangkan, maka Amerika Serikat harus membantu memperkuat pasukan keamanan Afganistan.

"(Rencana) Ini harus mencakup program bantuan sipil yang luas untuk mendukung pemerintah Afghanistan. Jumlah bantuan harus ditingkatkan agar Afganistan dapat berdiri di atas kakinya sendiri," kata Saleh.

Beberapa laporan juga mengatakan, jika 10.000 tentara AS masih disisakan setelah akhir tahun ini, mereka semua harus ditarik pada awal 2017 ketika Presiden Barack Obama mengakhiri masa kepresidenannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Afghanistan belum menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral yang akan menentukan jumlah pasukan Amerika yang akan dipertahankan di Afghanistan pada akhir tahun ini.

Pemerintahan Obama mengatakan, jika perjanjian tersebut tidak segera ditandatangani, AS mungkin akan menarik pasukannya karena tidak akan ada waktu untuk merencanakan kehadiran lanjutan mereka di sana. Presiden Afganistan Hamid Karzai mengatakan, pemenang pemilihan presiden negara itu pada bulan April mendatang yang harus menandatangani perjanjian itu.

VOA News | Abdul Manan


Berita Lainnya:


Kairo Dihantam Dua Ledakan Bom, 5 Tewas
Kepala Desa di India Jadi Otak Pemerkosaan
Jumlah Korban Badai Lingling di Filipina Meningkat
Snowden: Kembali ke Amerika Solusi Terbaik
Pentagon Izinkan Personel Militernya Berjilbab

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran