TEMPO.CO, Kiev - Protes anti-pemerintah di ibukota Ukraina, Kiev, meningkat menjadi pertempuran jalanan dengan polisi saat ribuan demonstran melemparkan batu dan bom api yang menyebabkan sejumlah mobil polisi terbakar. Puluhan petugas dan pengunjuk rasa terluka dalam unjukrasa Ahad 19 Januari 2014 ini.
Polisi menanggapinya dengan menggunakan granat setrum, gas air mata dan -untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu- meriam air. Tetapi jumlahnya kalah besar dengan para pengunjuk rasa. Banyak polisi anti huru hara yang akhirnya meletakkan tameng di atas kepala mereka untuk berlindung dari proyektil yang dilemparkan oleh demonstran.
Kekerasan ini adalah eskalasi tajam dari dua bulan krisis politik Ukraina, yang ditandai dengan sejumlah demonstrasi, tetapi sebagian besar bersifat damai. Presiden Viktor Yanukovych pekan lalu menandatangani undang-undang yang sangat membatasi unjukrasa dan melarang penggunaan helm dan masker gas. Banyak dari para demonstran hari Ahad itu mengenakan helm pekerja dan masker, sebagai bentuk pembangkangan dari undang-undang baru itu.
Vitali Klitschko, pemimpin partai oposisi Udar (Punch), mencoba menenangkan para demonstran, namun gagal, dan malah disemprot dengan alat pemadam kebakaran. "Apa yang Anda lakukan sekarang memicu bahaya besar," kata juara tinju dunia kelas berat itu, ke arah mereka.
Klitschko, yang mengatakan ia akan berpartisipasi dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan musim semi tahun 2015, mendesak Yanukovych untuk mengumumkan pemilihan presiden segera untuk meredakan ketegangan. "Saya menyerukan Yanukovych untuk memperkuat dukungan dan tidak mengulangi nasib Ceaucescu dan Gaddafi," katanya, mengacu pada mantan diktator Rumania dan Libya.
Klitschko kemudian pergi ke tempat tinggal Yanukovych di Mezhyhirya, di luar Kiev. Usai dari sana, ia mengatakan bahwa presiden telah sepakat untuk bernegosiasi. Yanukovych mengatakan di situsnya bahwa ia telah meminta kelompok kerja, yang dipimpin oleh kepala dewan keamanan nasional Andriy Klyuev, untuk bertemu dengan perwakilan oposisi untuk mencari solusi untuk krisis ini.
Ahad malam aktivis radikal menyerbu penjagaan polisi, menyerang polisi anti huru hara dengan tongkat dan rantai dalam upaya untuk memuluskan jalan mereka menuju parlemen Ukraina, yang diblokade dengan deretan bus polisi yang diparkir di depannya.
Memakai masker dan helm untuk menyamarkan identitas mereka, dan dilengkapi dengan tongkat, rantai dan perisai, para pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi. Mereka membakar empat bus polisi dan dua truk yang menghalangi jalannya. Setidaknya 70 polisi terluka dan 40 dirawat di rumah sakit, kata siaran pers polisi. Di tengah suhu sekitar minus 7 derajat celcius, polisi membalas dengan granat setrum dan meriam air.
Polisi juga menembakkan peluru karet ke arah demonstran, kata relawan medis yang bertugas di lokasi bentrokan. Kelompok oposisi menyatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan "provokator" yang terlibat dalam bentrokan dengan polisi ini.
Guardian | Abdul Manan