Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Janji Obama Ditanggapi Beragam di Eropa dan Brazil

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Barack Obama. AP/Pablo Martinez Monsivais
Barack Obama. AP/Pablo Martinez Monsivais
Iklan

TEMPO.CO , London: Sebagian orang Eropa merasa tak puas dengan pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengenai reformasi terbatas atas praktik spionase badan intelijennya, National Security Agency (NSA). Rencana reformasi NSA itu disampaikan Obama dalam pidato di Washington, Jumat 17 Januari 2014.

Reformasi NSA ini dilakukan setelah debat publik hebat, serta kecaman internasional, setelah eks analis NSA Edward Snowden membocorkan program spionase NSA. Selain menyadap data di internet, menurut bcooran dokumen Snowden, NSA juga menyadap komunikasi pemimpin sejumlah negara Amerika Latin dan Uni Eropa.

Viviane Reding, wakil presiden Komisi Eropa, menyebut pidato Obama itu merupakan langkah ke arah yang benar: "Saya mendorong untuk melihat bahwa warga negara non-AS memperoleh manfaat dari pengamanan terhadap aksi mata-mata. Dalam perlindungan data yang kita percaya. Saya setuju dengan Presiden Obama (yang mengatakan) lebih banyak pekerjaan yang dibutuhkan di masa mendatang. Saya ingin melihat komitmen ini diikuti oleh tindakan legislatif."

Jan-Phillip Albrecht, anggota parlemen Jerman yang berjuang melalui parlemen untuk membatasi Eropa untuk mentransfer data kepada Amerika Serikat, menolak inisiatif Gedung Putih. "Ini sama sekali tidak memadai," kata Albrecht. "Pengumpulan data terhadap orang asing akan jalan terus. Hampir tidak ada (yangberubah) di sini untuk orang Eropa. Saya tidak melihat keterbatasan lebih lanjut dalam lingkup. Tidak ada di sini yang mengarah ke perubahan situasi."

Claude Moraes, anggota partai buruh Inggris yang menulis laporan parlemen Eropa soal NSA, pekan lalu, memberi sedikit pujian. "Ada pengakuan substansial bahwa NSA telah menyebabkan keprihatinan yang sangat mendalam dan kecemasan di Eropa . Tetapi akan ada jeda besar sebelum kita bisa menilai apakah perlindungan itu akan terjadi untuk warga negara Uni Eropa," katanya.

Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert, mengatakan: "Pemerintah akan menganalisis pengumuman presiden AS dengan hati-hati. Banyak orang di Jerman berhak khawatir tentang keamanan data pribadi mereka setelah keluarnya laporan tentang aktivitas NSA. Dengan latar belakang ini kami secara prinsip menyambut bahwa perlindungan data dan hak-hak pribadi juga warga negara non-AS akan dipertimbangkan lebih serius di masa depan."

"Untuk pemerintah Jerman, kerjasama dengan badan-badan intelijen negara-negara sekutu adalah kepentingan bersama . Namun, perlindungan data dan hak-hak warga negara Jerman juga harus diperhitungkan. Seperti sebelumnya , pemerintah Jerman percaya bahwa aturan hukum Jerman harus dihormati di tanah Jerman, dan terutama oleh mitra dan sekutu dekat."

Norbert Röttgen, mantan menteri lingkungan dari CDU yang kini menjadi penasihat pemerintah dalam kebijakan luar negeri, mengatakan kepada televisi ZDF bahwa Obama telah gagal untuk memenuhi harapan terrendahnya melalui pidato itu. "Perubahan yang ditawarkan oleh Presiden Obama lebih bersifat teknis dan sayangnya gagal untuk mengatasi masalah dasar: kita memiliki perselisihan transatlantik atas soal titik berat pada masalah keamanan dan kebebasan. Adalah penting bahwa kita mengembangkan dialog saling pengertian dalam soal ini," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nick Pickles, direktur Big Brother Watch, organisasi berbasis di Ingris, mengatakan: "Presiden Obama mengakui debat publik tidak cukup dan hukum telah gagal untuk mengikuti perubahan teknologi. Kedua masalah ini lebih jelas di Inggris, tapi kurang diperhatikan oleh lembaga di sini. Jelas bahwa Inggris sudah tertinggal di belakang Amerika Serikat dalam hal pengawasan dan akuntabilitas atas praktik pengintaian, tanpa keterlibatan pengadilan atau transparansi yang bermakna. Kesenjangan itu seperti diatur untuk terus meluas dan itu harus menjadi panggilan bagi parlemen untuk bertindak."

"Presiden Obama menekankan perlunya pengawasan yudisial oleh pengadilan, transparansi oleh pemerintah dan perusahaan, dan adanya dasar hukum dari program pengintaian untuk masyarakat umum. Semua masalah ini harus dikejar di Inggris untuk melindungi privasi dan perekonomian kita," kata Pickles.

Pemerintah Brazil melangkah lebih jauh daripada kebanyakan pengkritik program mata-mata AS setelah tersiar kabar bahwa NSA memata-matai komunikasi Presiden Dilma Rousseff, menyadap komunikasi perusahaan terbesar di negara itu, Petrobras, dan mengumpulkan telepon dan email jutaan warga Brazil. September 2013, Rousseff membatalkan acara makan malam di Gedung Putih setelah gagal menerima penjelasan yang memadai dari Obama tentang mengapa AS melakukan aksi spionase terhadap negara ini. Para pejabat di Brasilia mengatakan, pemerintah tidak berencana untuk berkomentar did epan publik atas pidato Obama.

Ronaldo Lemos, direktur Institute of Technology dan Society of Rio de Janeiro, mengatakan, pidato Obama itu akan membantu untuk mengurangi kemarahan publik dan pemerintah terhadap AS. "Saya pikir itu membuka jalan bagi hubungan Brazil-AS yang lebih baik," kata Lemos. "Ini positif bahwa Obama pada dasarnya mengatakan bahwa hak-hak orang asing, warga negara non-AS, akan diperhitungkan. Menurut pidato itu, juga akan ada teks normatif mengatakan apa yang akan mereka lakukan dan tidak akan mereka lakukan untuk menghormati negara lainnya."

Pengamat lain kecewa atas pidato Obama. "Seperti yang saya pahami, tak banyak yang berubah (dari pidato Obama), " kata Jonatas Lucena, pengacara berbasis di São Paulo yang mengkhususkan diri dalam kejahatan internet. "Dia telah mengumumkan bahwa NSA tidak akan memata-matai pemimpin sekutu AS, tetapi sampai titik mana itu benar? Saya tidak berpikir kepala negara asing akan percaya ini, tapi apa alternatif yang mereka miliki? "

Tapi dia memuji pemerintah AS untuk melakukan debat tersebut dan untuk mengejar kepentingan nasional yang lebih tulus daripada politisi di Brazil. Menurut dia, politisi di negara ini perlu berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketergantungan negara pada teknologi AS.

Guardian | Abdul Manan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran