TEMPO.CO, Sanaa - Militan Al-Qaidah menyerang sebuah pangkalan militer di Yaman, Kamis, 16 Januari 2014. Serangan ini memicu bentrokan yang menewaskan sembilan tentara. "Namun serangan itu dibalas dengan angkatan udara," kata seorang pejabat pemerintah setempat, Kamis, 16 Januari 2014.
Menurut seorang saksi, ledakan terdengar di sekitar kamp di Kota Radda, berjarak lebih dari 100 kilometer selatan ibu kota Yaman, Sanaa. Negara ini adalah eksportir minyak terbesar setelah Arab Saudi dan menjadi jalur pelayanan penting dunia. Yaman juga menjadi tempat pertumbuhan gerilyawan Al-Qaidah yang paling aktif.
Baca Juga:
Kelompok militan Islam mengambil keuntungan dari kekacauan yang mengiringi sebuah pemberontakan rakyat tahun 2011. Saat itu, kekisruhan terjadi karena adanya ketimpangan sosial antara wilayah selatan dan uara. Wilayah utara kaya akan minyak namun kondisi perekonomian warganya masih sangat memprihatinkan.
Para gerilyawan telah berhasil masuk ke kamp militer dan menyita tiga kendaraan militer. "Serangan itu tampaknya menjadi pembalasan atas ledakan yang menewaskan dua gerilyawan di sepeda motor," kata seorang pejabat militer yang enggan namanya dipublikasikan.
REUTERS | EKO ARI