TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin Komite Reformasi Demokrasi Rakyat (PDRC) Suthep Thaugsuban menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan tentara dalam gerakan pelumpuhan Kota Bangkok. Pernyataan ini untuk membantah pemberitaan sebelumnya yang menyebut adanya jenderal Angkatan Darat yang menjadi pendukung. Suthep memang dikenal sangat dekat dengan sejumlah jenderal militer karena dia pernah memegang komando keamanan saat menjabat Wakil Perdana Menteri pada 2010.
"Tidak ada jenderal di balik operasi Bangkok Shutdown," katanya dalam wawancara dengan televisi BlueSky saat memimpin pengunjuk rasa dari Jalan Ratchadamnoen menuju persimpangan Ratchaprasong, Senin, 13 Januari 2014.
Ditanya soal peran Yingluck yang hanya memantau melalui Departemen Pertahanan, Suthep mengatakan tidak peduli dengan keberadaan Yingluck karena menganggapnya sudah tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Dia meminta maaf kepada warga Bangkok atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah dan meminta mereka berkorban untuk negara. "Saya sekarang memimpin massa untuk unjuk rasa di beberapa titik. Warga bisa bergabung di salah satu titik yang mereka inginkan," kata Suthep .
Sathit Wongnongtoey, anggota PDRC, mengatakan sampai para pengunjuk rasa PDRC mencapai tujuh titik utama sasaran pengujuk rasa, tentara akan terus mengawal aksi itu. "Pengamanan ini akan memberikan jaminan pengunjuk rasa tidak akan lagi diserang," katanya.
BANGKOK POST | EKO ARI