Suu Kyi telah habis-habisan berkampanye untuk perubahan Konstitusi 2008. Namun, parlemen yang sebagian besar militer menolaknya. Isu amandemen konstitusi ini akan ramai menjelang pemilihan parlemen 2015 dan menjadi ujian bagi militer apakah mereka bersedia untuk melepas cengkeraman kekuasaan.
Presiden Myanmar dipilih oleh legislatif. Sebuah panel parlemen sedang mengkaji konstitusi dan diharapkan untuk melaporkan rekomendasinya pada akhir Januari.
Sabtu lalu, partai oposisi Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, menyatakan tidak akan memboikot Pemilu 2015, meski tanpa amandemen konstitusi pertama yang memungkinkan dia untuk menjadi presiden.
Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah di Myanmar, sebelum ia dibebaskan setelah pemilu kontroversial pada 2010.
Sejak itu, Thein Sein telah mendorong berbagai perubahan besar, termasuk menyambut Suu Kyi dan partainya ke parlemen pada Pemilu 2012.
Dalam pidatonya, Thein mengatakan perlunya harmoni kekuasaan. Dia memperingatkan negara itu bisa berada pada kebuntuan politik jika tuntutan rakyat lebih besar daripada kemampuan sistem politik yang menampungnya. "Jika ini terjadi, kita bisa kehilangan semua kebebasan politik yang telah kita capai sejauh ini," katanya.
CHANNEL NEWS ASIA | EKO ARI