TEMPO.CO, Manila - Kementerian Kesehatan Filipina mengumumkan 253 orang telah terluka oleh kembang api dan delapan orang menjadi korban peluru nyasar dalam perayaan menjelang malam tahun baru, Selasa 31 Desember 2013.
Seorang anak berusia delapan tahun di pusat kota Cebu kehilangan tangan kanannya karena ledakan petasan dalam perayaan menjelang tahun baru 2014. Sementara itu, seorang wanita berusia 40 tahun di Manila terluka akibat peluru nyasar. "Hampir setiap tahun korban kembang api selalu ada sebelum dan sesudah perayaan tahun baru," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Filipina, Eric Tayag, Selasa, 31 Desember 2013.
Menurut dia, warga lokal percaya kebisingan menjelang perayaan tahun baru akan mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Sehingga, banyak warga Filipina yang menggunakan petasan dalam kapasitas yang besar dan menembakan pistol ke udara. "Padahal hal itu sudah dilarang pemerintah," katanya.
Tahun lalu, dua anak tewas akibat peluru nyasar sementara lebih dari 400 orang terluka. Banyaknya korban tewas telah memicu permintaan publik agar dilakukan kontrol senjata yang diperketat. Di pasar gelap, pistol dihargai US$ 100.
Sementara itu, toko-toko hanya diperbolehkan untuk menjual kembang api dan petasan dengan jenis kecil. Dalam prakteknya, masih banyak toko yang menyimpan kembang api dengan ukuran jumbo. "Perayaan tahun baru tidak akan lengkap tanpa petasan. Ini adalah tradisi keluarga dan kami tidak bisa berhenti begitu saja," kata Roxas Jepy setelah membeli kotak petasan ukuran besar.
CHANNEL NEWS ASIA | EKO ARI