Pengumuman itu disambut dingin oleh sejumlah pihak. Duta Besar Palestina untuk Rusia, Faed Mustafa, menghormati pengumuman tersebut. Meski begitu, dia tetap meyakini jika kematian Arafat merupakan kasus pembunuhan. Dia pun menyatakan otoritas Palestina akan terus melanjutkan investigasi tersebut.
“Kami menghormati posisi Rusia dan hasil penyelidikan tersebut, tapi kami butuh bukti akhir yang konkret dalam penyelidikan ini,” kata dia. Sedangkan Saad Djebar, pengacara istri mendiang Arafat, Suha Arafat, juga menolak investigasi Rusia. Menurutnya, pengumuman itu tidak jauh dari motif politik.
Adapun menurut Direktur Lausanne Radiophysics Institute di Swiss, Francois Bochud, menyatakan pengumuman itu hanyalah omong kosong. Dia pun menegaskan Swiss tetap dalam pernyataannya bahwa terdapat kandungan polonium yang tinggi dalam tubuh Arafat. “Dengan tidak menyampaikan data dan argumentasi ilmiah, pengumuman itu hanya sekedar pernyataan politik saja,” kata dia yang juga anggota tim investigasi Swiss.
Arafat keracunan makanan yang disantapnya di Ramallah, Palestina, dan kondisi kesehatannya menurun drastis tahun 2004 lalu. Kemudian tanggal 8 November 2004, dia dinyatakan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Paris, Prancis. Arafat meninggal dalam usia 75 tahun dan kematiannya masih mengundang perdebatan.
AL JAZEERA | BBC | DIMAS SIREGAR
Berita Lain:
Dell Jadi Privat, Apa Pengaruhnya bagi Indonesia?
Kebakaran di Stasiun Gambir, Dua Orang Luka
Tak Punya Surat Kendaraan, Dilarang Masuk Puncak
McLaren Rancang Teknologi Pengganti Wiper
Malam Tahun Baru, Ada Rumah Sakit Lapangan