TEMPO.CO, Manila – Topan Haiyan yang melanda Filipina bulan lalu membuat kemeriahan Natal tidak terlihat seperti biasanya. Jika dekorasi Natal biasanya sudah terpasang di seluruh penjuru kota, kini wilayah Filipina masih dilanda kehancuran.
“Topan telah menghancurkan pohon dan dekorasi Natal saya. Namun, yang terpenting di Natal ini saya tetap bersama keluarga,” ujar Maria Rose, seorang sosiolog Filipina, seperti dikutip Guardian. Rose talah menyiapkan Natal lebih awal, dengan pohon Natal dan hiasan yang indah. Namun, Haiyan meluluhlantakkan semuanya.
Haiyan telah menewaskan lebih dari 6000 jiwa dan memengaruhi kehidupan 11 juta rakyat Filipina. Secara tentatif, mereka mencoba mendapatkan kembali kegembiraan Natal di tengah penderitaan mereka.
“Natal akan sangat berbeda,” ujar warga lainnya, Alan Ibañez. “Semua keluarga masih syok dengan tragedi ini. Bagiamana bisa kami merayakannya?” katanya lagi.
Namun demikian, masih terlihat sejumlah warga yang mencoba membangkitkan kembali semangat Natal di tengah kehancuran negeri tersebut. Beberapa korban berhasil mengumpulkan dekorasi di tengah puing-puing yang masih berserakan. Mereka menyambut Natal dengan perayaan kecil nan sederhana.
Warga Filipina juga tetap melakukan perayaan yang perlangsung setiap pagi selama sembilan hari sebelum Natal. Ini merupakan tradisi penting warga Filipina yang 98 persen di antaranya beragama Katolik tersebut.
“Natal sebelumnya kami rayakan dengan meriah, tapi kini tak ada lagi,” tutur Rose. Bagi Rose dan umat Kristiani di Filipina lainnya, Natal tahun ini merupakan kesempatan untuk bersyukur atas berkah Tuhan yang membuat mereka selamat dari amukan topan Haiyan.
ANINGTIAS JATMIKA | GUARDIAN
Topik terhangat:
Atut Ditahan | Natal dan Tahun Baru | SEA Games | Jokowi Nyapres
Berita terpopuler:
Tukar Uang Lama Anda Sebelum 30 Desember
Cerita Airin Soal Tangisan Atut
Ki Kusumo: Peluang Jokowi Nyapres Akan Mirip Obama
Doa SBY untuk Yusril di 2014
Angelina Sondakh Rayakan Natal