Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sudan Selatan Mencekam, WNI Aman

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Sejumlah anak-anak pengungsi saling bercanda satu dengan lainnya di kompleks dari Misi PBB Sudan Selatan (UNMISS), di Juba, Sudan (19/12). Sudan Selatan, negara terbaru di dunia, terancam oleh meningkatnya kekerasan etnis. AP
Sejumlah anak-anak pengungsi saling bercanda satu dengan lainnya di kompleks dari Misi PBB Sudan Selatan (UNMISS), di Juba, Sudan (19/12). Sudan Selatan, negara terbaru di dunia, terancam oleh meningkatnya kekerasan etnis. AP
Iklan

TEMPO.CO, Khartoum -  Kondisi Sudan Selatan mencekam karena pertempuran antara pasukan Presiden Salva Kiir Mayardit dengan pasukan mantan wapres Riek Machar sudah berlangsung selama satu pekan terakhir. Beberapa negara sudah mengevakuasi warganya, seperti Amerika Serikat.

Duta Besar Indonesia untuk Sudan dan Eritrea Sujatmiko memastikan warga negara Indonesia baik-baik saja.  Meski situasi di Sudan Selatan masih belum menentu dan mengarah ke konflik fisik antara suku Dinka Ngok dari Presiden Salva Kiir dan Suku Neir dari mantan wapres Riek Machar.

“Sejauh ini kondisi WNI aman dan banyak yang sudah dievakuasi,” kata Sujatmiko kepada Tempo, Senin, 23 Desember 2013.

 “Kami juga menerima informasi, fakta di lapangan meskipun mencekam namun di beberapa area kilang minyak dan komplek perusahaan relatif tidak terkena dampak (jauh dari pusat kerusuhan) dan keberadaan WNI di area kilang/perusahaan minyak relatif aman dengan penjagaan ketat aparat keamanan,” kata Sujatmiko, dalam surat elektroniknya kepada Tempo.

Menurut dia kondisi ibukota Juba sendiri saat ini sudah mulai stabil namun suasana masih mencekam dengan pembatasan jadwal malam dan mati lampu serta keberadaan sejumlah personil militer.

Diperkirakan kedepan konflik akan terus memanas dan tidak akan terkendali normal dalam waktu singkat, serta tantangan sebagai opsi penyelesaian adalah dengan rekonsiliasi politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara keberadaan WNI di Sudan Selatan yang melapor pada KBRI Khartoum sebelumnya hanya  tiga orang. Semuanya tenaga kerja professional.  Pasca situasi darurat dan perlu evakuasi, lebih banyak lagi yang melaporkan diri.

Berdasar data terkini, di Sudan Selatan terdapat 46 WNI yang terdiri atas tiga personil Tentara Nasional Indonesia yang anggota UN Mission in South Sudan (UNMISS), satu pegawai sipil UNMISS dan 10 pegawai beberapa NGO serta 32 pekerja sejumlah kilang minyak.

Saat ini, 15 WNI sudah keluar dari Juba dan 31 WNI masih berada di Sudan Selatan baik di Juba maupun di lokasi kilang minyak. Proses dan biaya evakuasi selama ini ditanggung langsung oleh sejumlah perusahaan tempat WNI bekerja, namun demikian sejumlah perwakilan RI di sekitar Sudan Selatan juga mengantisipasi dengan skenario evakuasi darat jika diperlukan. KBRI terus menjalin komunikasi intensif dengan para WNI dimaksud.

Sebagai catatan, Kendala utama evakuasi adalah ditutupnya seluruh penerbangan ke bandara Juba dan akses darat sangat jauh dari Khartoum (sekitar 1.000 km)  serta hanya bisa dilalui melalui Uganda, Kenya dan Nairobi. Hanya pesawat charter miliki negara-negara besar seperti Amerika Serikat yang beroperasi melakukan proses evakuasi.

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

21 Juni 2017

Omar Al-Bashir. AP/Abd Raouf
Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.


Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

1 April 2017

Seorang wanita membawa jerigen berisikan air setelah mengisinya di sungai saat akan kembali ke rumahnya di Torit, Sudan Selatan, 9 Maret 2017. (Mackenzie Knowles-Coursin/UNICEF via AP)
Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.


TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

27 Februari 2017

Sekelompok pemuda berusaha mendaratkan layang-layang tradisional Janggan dalam Festival Layang-Layang Bali ke-38 di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, 24 Juli 2016. Layang-layang tradisional Bali memiliki tiga jenis bentuk yaitu, Bebean atau ikan, Janggan atau naga dan Pecukan atau daun. TEMPO/Johannes P. Christo
TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.


Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

21 Februari 2017

Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman M. Fachir dalam penutupan Bali Democracy Forum VIII di Nusa Dua, Bali, 11 Desember 2015. (Foto: Fasmed Kemlu)
Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.


Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

5 Februari 2017

Seorang pria suku Dinka memegang senapan AK 47 buatan Rusia di depan sapi-sapinya di kamp penggembala ternak di Rumbek, ibukota Negara bagian Lakes, Sudan, 14 Desember. REUTERS/Goran Tomasevic
Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.


Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

13 Januari 2017

Dua orang anak Selatan Sudan bermain di tempat pengungsian di desa Congolese, provinsi Orientale, Kongo, 12 November 2016. REUTERS/Aaron Ross
Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi


Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

21 Juni 2016

Warga meneriakkan slogan dalam aksi protes terhadap sampul majalah Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di Khartoum, Sudan, 16 Januari 2015. ASHRAF SHAZLY/AFP/Getty Images
Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.


PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

12 Maret 2016

Wanita dari etnis Nuer kembali ke desa mereka setelah berjalan sepanjang hari melalui jalan berlumpur dan tergenang air untuk menjual tas arang bagi pengungsi di kamp Misi PBB, Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)
PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.


Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

7 November 2015

Nyloak Tong, seorang gadis berusia empat belas bulan yang berhasil selamat dari kecelakaan pesawat kargo setelah take-off di dekat bandara Juba. stuff.co.nz
Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam


Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

4 November 2015

Tim investigasi melihat puing badan pesawat kargo buatan Rusia yang hancur usai jatuh di dekat Juba di Sudan, 4 November 2015. REUTERS
Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.