TEMPO.CO, Beijing - Bentrokan di Xinjiang, kawasan di sebelah barat Cina yang dihuni mayoritas etnis Uighur beragama Islam, telah menewaskan 16 orang. Demikian laporan media setempat, Ahad, 15 Desember 2013.
Portal berita Tianshannet dalam laporannya, Ahad, 15 Desember 2013, menyebutkan polisi diserang oleh sejumlah preman bersenjata alat peledak dan belati. Saat itu polisi mencoba menahan sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku kriminal di Desa Shufu, Kota Kashgar.
"Aksi brutal para preman menyebabkan dua petugas kepolisian tewas, sedangkan 14 preman lainnya ditembak mati," tulis Tianshannet. "Dua orang yang diduga preman ditahan."
Insiden mematikan itu berlangsung enam pekan setelah aksi serangan di Lapangan Tiananmen. Ketika itu, polisi menjelaskan, etnis Uighur Xinjiang membakar tiga kendaraan setelah menyerang kerumunan wisatawan dengan menewaskan dua orang dan melukai 40 lainnya.
"Tiga penyerang terdiri dari pelaku bernama Usmen Hassan, istri dan ibunya tewas," kata polisi.
Xinjiang, sebuah kawasan Cina barat terletak di perbatasan Pakistan dan Asia Tengah, hampir seluruh penduduknya memeluk agama Islam sejak berabad-abad. Selama beberapa tahun ini telah terjadi serangan sporadis terhadap Uighur yang dinilai oleh kelompok hak asasi manusia sebagai sebuah tekanan terhadap kebudayaan. Namun pemerintah Cina menuduh mereka sebagai kelompok ekstremis, teroris, dan separatis.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Ditangkap KPK, Kajari Praya Langsung Diberi Sanksi
Suap Jaksa, Perusahaan Eks Anggota MPR Terseret
Elektabilitas Jokowi Mencapai 44 Persen
Kereta Api Solo-Semarang Akan Dihidupkan Lagi
Majelis Disiplin Dokter Nilai Dokter Ayu Bersalah