TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai pendiri sayap militer dari Kongres Nasional Afrika, Nelson Mandela, berusaha mendewasakan militernya ketika rezim apartheid menerima tawaran negosiasi. Nelson menceritakan upayanya itu dalam wawancara khusus dengan Leila S. Chudori yang dimuat majalah Tempo edisi 27 Oktober 1990.
Menurut Nelson Mandela, keputusan mendirikan sayap militer itu dilakukan dengan keengganan. Alasannya, Kongres Nasional berprinsip perjuangan tanpa kekerasan. “Ketika rezim Afrika Selatan semakin brutal menekan orang hitam, apalagi ketika polisi mendatangi rumah demi rumah dan memaksa penduduk keluar dari rumahnya, kami merasa harus menahan serangan brutal itu,” kata Nelson Mandela di ruang VIP Wisma Negara, didampingi pengacaranya kala itu, Barbara Masekela. “Kami dihadapkan pada situasi yang tidak bisa ditoleransi lagi.”
Pada tahun itu, pemerintah Afrika Selatan mau menerima tawaran negosiasi dari pejuang pro-Mandela. Kedua pihak sudah melakukan dua kali pertemuan. Kongres Nasional kemudian bersedia bernegosiasi dengan pemerintah apharteid. Mereka memutuskan untuk menangguhkan aksi militer sementara waktu. “Ada perbedaan yang jelas antara ‘menunda’ dan ‘menghentikan’.”
Nelson Mandela kemudian mulai menatar militernya yang kala itu beroperasi secara gerilya. Mereka ditransformasikan ke bentuk militer yang konvensional. “Caranya dengan mengirim mereka untuk latihan di beberapa negara,” kata dia.
Kini, Afrika Selatan sudah bebas dari rezim apharteid. Nelson Mandela pun telah pergi selamanya. Tokoh yang menjadi simbol rekonsiliasi di seluruh dunia ini berjuang cukup lama melawan penyakitnya. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, ia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan infeksi paru-parunya.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan Mandela, penerima Nobel Perdamaian pada 1993, wafat malam ini waktu Afrika Selatan atau dinihari waktu Indonesia, 6 Desember 2013. “Dia sekarang beristirahat dengan damai. Negara kita mengalami kehilangan terbesar atas putra terbaiknya. Kita semua kehilangan seorang bapak pemersatu,” ujar Zuma dalam pernyataan pers di depan televisi.(Baca: Nelson Mandela Wafat)
WANTO
Berita Terpopuler:
Gaya Agnes Monica Tiru Emoticon WhatsApp
Disebut Ada Mahasiswi Lain yang Alami seperti RW
'Yesus' Terima Banyak 'Tip' dari Tamu Misterius
Atut Lantik Adiknya Jadi Wali Kota Serang
Dipo Alam Dihukum karena Imbau Boikot Pers