TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Soeharto menjuluki Nelson Mandela sebagai "Pendekar keadilan dan pembela kebenaran". Julukan itu disematkan kepada tokoh yang pernah mendekam di penjara selama 27 tahun itu kala berkunjung ke Indonesia, 23 tahun lalu.
Mandela datang ke Indonesia dan bertemu 400-an hadirin di Hotel Borobudur, Jakarta. Kala itu, Mandela mendapat bantuan dari pemerintah RI sebesar US$ 10 juta yang digunakan sebagai dana perjuangan Kongres Nasional Afrika, saat itu Mandela duduk sebagai wakil ketua.
"Mereka memang perlu dana. Selain untuk berjuang, juga persiapan ke arah pendidikan dan sebagainya," kata Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, saat itu seperti dikutip dari Majalah Tempo, 27 Oktober 1990.
Mandela memang tengah berjuang menghapus undang-undang apartheid di Afrika Selatan. Bantuan kepada Mandela itu berupa uang kontan. Bahkan, uang itu ia bawa ketika berkunjung ke Australia setelah meninggalkan Indonesia.
Kini, pahlawan rakyat Afrika Selatan itu telah tiada. Tokoh yang menjadi simbol rekonsiliasi di seluruh dunia ini berjuang cukup lama melawan penyakitnya. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, ia harus dirawat di rumah sakit untuk penyembuhan infeksi paru-parunya.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, mengatakan Mandela, penerima nobel perdamaian pada 1993, wafat malam ini waktu Afrika Selatan atau dini hari waktu Indonesia, 6 Desember 2013. “Dia sekarang beristirahat dengan damai. Negara kita mengalami kehilangan terbesar atas putra terbaiknya. Kita semua kehilangan seorang bapak pemersatu,” ujar Zuma, dalam pernyataan pers di depan televisi. (Baca: Nelson Mandela Wafat)
WANTO
Berita Terpopuler
Gaya Agnes Monica Tiru Emoticon WhatsApp
Disebut Ada Mahasiswi Lain yang Alami seperti RW
'Yesus' Terima Banyak 'Tip' dari Tamu Misterius
Atut Lantik Adiknya Jadi Wali Kota Serang
Dipo Alam Dihukum karena Imbau Boikot Pers