TEMPO.CO, Strasbourg - Polandia menolak untuk memberitahu Pengadilan HAM Eropa dalam sidang Selasa, 3 Desember 2013, apakah negaranya ditempati penjara rahasia yang dioperasikan oleh dinas intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA). Pejabat Polandia ditanyai untuk pertama kalinya di pengadilan terbuka tentang tuduhan bahwa pemerintah Warsawa mengizinkan CIA menahan tersangka Al-Qaeda di hutan utara Polandia, dekade lalu.
Pegiat HAM mengatakan kasus di pengadilan yang berbasis di Strasbourg itu bisa membantu membongkar dinding kerahasiaan di sekitar "extraordinary rendition", program global yang dijalankan oleh CIA untuk menahan tersangka militan al-Qaeda. Extraordinary rendition adalah praktik pengiriman tersangka teroris asing secara diam-diam untuk diinterogasi di sebuah negara dengan peraturan yang kurang ketat untuk perlakuan yang manusiawi terhadap tahanan.
Tapi utusan Polandia mengatakan mereka tidak bisa berbagi informasi dengan pengadilan karena itu dapat membahayakan penyelidikan yang dilakukan secara terpisah oleh jaksa Polandia. Sebab, pengadilan tidak dapat menjamin informasi itu akan dijaga kerahasiaannya.
"Pemerintah tidak ingin mengkonfirmasi atau menyangkal fakta-fakta yang dikutip oleh pemohon," kata Wakil Menteri Luar Negeri Polandia, Artur Nowak-Far, kepada pengadilan.
Para hakim menanyakan kepada pejabat Polandia tentang mengapa investigasi domestik mereka --sudah berlangsung lima tahun-- begitu lama. Kelompok pegiat hak hak asasi manusia menuding Warsawa sengaja memperlambat penyelidikan kasus itu.
Janusz Sliwa, salah satu jaksa dari kota Krakow, Polandia, yang menangani kasus ini mengatakan, hal itu sangat kompleks. "Ini makan waktu lama, tapi itu tidak berarti lambat."
Gugatan terhadap Polandia di pengadilan Eropa ini diajukan oleh pengacara untuk dua orang, yaitu pria kelahiran Saudi, Abu Zubaydah dan Abd al-Rahim al-Nashiri. Mereka kini ditahan di Teluk Guantanamo, penjara militer Amerika Serikat di Kuba.
Zubaydah dan Nashiri merasa diterbangkan secara rahasia ke penjara CIA di dekat Desa Stare Kiejkuty, Polandia. Mereka menuduh Polandia melanggar hukum dengan membiarkan penahanannya di sana.
Setelah sidang ini, belum ada sidang lanjutan yang dijadwalkan.
Pengacara kedua pria mengatakan bahwa kuatnya bukti yang disampaikan kepada hakim membuat lebih sulit bagi pemerintah Polandia untuk bungkam tentang apa yang terjadi pada klien mereka.
"Sebuah kasus yang benar-benar kuat dan menarik telah dimasukkan di sini, sehingga persidangan ini akan sangat menggembirakan," kata Helen Duffy, yang mewakili Abu Zubaydah atas nama organisasi Interrights, sebuah kelompok hak asasi manusia.
Kasus saat ini bisa memberikan celah tentang bagaimana hakim akan menangani ketika mereka mendengar kasus selanjutnya yang menyatakan bahwa Rumania dan Lithuania juga menjadi tuan rumah bagi penjara rahasia CIA.
"Kasus ini memberi makna yang luar biasa untuk akuntabilitas di Eropa, atas keterlibatan Eropa dalam operasi ilegal ini," kata Amrit Singh, pengacara yang bertindak untuk al-Nashiri atas nama Justice Initiative Open Society .
Bulan lalu, Komite Anti-Penyiksaan PBB menyatakan keprihatinannya atas lamanya waktu penyelidikan yang dilakukan Polandia dalam kasus penjara rahasia CIA ini dan kerahasiaan dalam prosesnya. Komite juga mendesak Warsawa bekerja sama dengan pengadilan di Strasbourg.
Amerika Serikat mengakui bahwa pasca serangan 11 September 2001, mereka memiliki fasilitas di seluruh dunia sebagai bagian dari program "extraordinary rendition" untuk menahan dan menginterogasi militan al-Qaeda. Menjaga para tahanan tetap di luar negeri berarti mereka tidak berhak atas perlindungan yang diberikan di bawah hukum Amerika Serikat.
Reuters | Abdul Manan