TEMPO.CO, Mogadishu - Parlemen Somalia menggulingkan Perdana Menteri negara itu melalui mosi tidak percaya, Senin, 2 Desember 2013, setelah perselisihannya dengan presiden soal pemilihan kabinet.
Langkah yang dilakukan parlemen terhadap Perdana Menteri Abdi Farah Shirdon merupakan langkah terbaru untuk menghadapi goncangan pemerintah, di negara yang sedang berjuang untuk mencapai pemerintahan efektif sejak penggulingan diktator Mohamed Siad Barre dua dekade lalu.
Shirdon, yang memegang jabatan perdana menteri kurang dari 14 bulan, kalah dalam mosi tidak percaya dengan suara 184 mendukung dan 65 menolak. Ketua Parlemen Mohamed Osman Jawari, mengatakan pemerintah saat ini akan tetap bertugas sampai perdana menteri baru mulai bertugas.
Konstitusi Somalia memberi waktu Presiden Hassan Sheikh Mohamud satu bulan untuk menunjuk perdana menteri baru, yang itu pun perlu dikonfirmasi oleh Parlemen.
Hassan Sheikh Mohamud menunjuk Shirdon sebagai perdana menteri pada Oktober 2012. Namun, hubungan keduanya memburuk, ketika Shirdon yang seharusnya menjalani pemerintahannya selama empat tahun, menolak untuk menempatkan usulan Mohamud ke dalam kabinetnya.
Shirdon menuding beberapa orang di kabinetnya terlibat dalam upaya penggulingannya ini. "Beberapa anggota kabinet yang memperjuangkan kepentingan mereka sendiri dan bukan kepentingan bangsa, adalah orang-orang yang berada di belakang mosi tidak percaya ini," kata Shirdon kepada wartawan di kantornya, Senin, 2 Desember 2013 .
Sebelum sidang pemungutan suara mosi tidak percaya, Shirdon menyatakan akan mematuhi apa pun keputusan yang dibuat DPR.
Shirdon adalah PM kelima Somalia yang dicopot dari jabatannya sebelum menyelesaikan masa jabatannya, sejak diktator Mohamed Siad Barre digulingkan 22 tahun yang lalu.
Somalia jatuh ke dalam kekacauan setelah Barre digulingkan pada tahun 1991. Setelah kejatuhannya, panglima perang klan dan kelompok militan berjuang untuk mengontrol negara ini, yang itu memicu perang saudara dan kekacauan nasional.
Pemerintahan pusat tak stabil sejak saat itu. Salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan di Mogadishu adalah dari kelompok militan Islam Al-Shabaab. Mereka memerangi pemerintah dengan harapan bisa mengubah Somalia menjadi negara Islam fundamentalis.
CNN | Abdul Manan