TEMPO.CO, Canberra - Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, menunda kunjungannya ke Indonesia setelah hubungan diplomatik Canberra-Jakarta terganggu akibat isu penyadapan. Dalam sebuah pernyataan, Joyce mengatakan, ia sedianya bertolak ke Jakarta minggu-minggu ini untuk melanjutkan pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Indonesia tentang berbagai isu terkait pertanian.
Penundaan perjalanannya muncul di tengah laporan Indonesia menghentikan pembicaraan dengan industri ternak Australia, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan memanggil pulang duta besarnya di Canberra.
CEO RNI, Ismed Hasan Putro, kepada Reuters mengatakan, ia telah membekukan pembicaraan dengan eksportir ternak Australia sampai Canberra memenuhi tuntutan Jakarta. "Hal ini sangat penting untuk membangun rasa saling percaya, menghormati, dan kesetaraan di masa depan," katanya .
Putro, yang menolak menyebutkan nama perusahaan Australia, mengatakan RNI sudah memulai pembicaraan dengan sebuah perusahaan eksportir ternak di Selandia Baru sebagai calon alternatif. Perusahaan pelat merah ini telah menjajaki kemungkinan mengimpor lebih dari 100 ribu ekor sapi hidup per tahun.
Namun juru bicara Kementerian Pertanian Australia membantah kabar yang menyebut pembatalan perjalanan Joyce ke Indonesia terkait dengan laporan tersebut.
Sebagai buntut isu penyadapan yang dilakukan Australia, Indonesia tak hanya menuntut penjelasan Australia, namun juga melakukan sejumlah langkah. Di antaranya adalah membekukan latihan militer bersama dan membekukan langkah-langkah kerja sama terkait pencegahan penyelundupan manusia.
Pada briefing mingguannya hari ini, Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan, ia yakin Indonesia akan melanjutkan langkah-langkah perlindungan perbatasan karena alasan "kepentingan nasional" negeri itu. Namun dia menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai masalah ini.
ABC | TRIP B