TEMPO.CO, Tasikmalaya - Para imigran Rohingya yang ditangkap di Garut, Jawa Barat, dan sekarang ditampung sementara di Hotel Linggajaya, Kota Tasikmalaya, sempat mencari pekerjaan di daerah Ciawi, Bogor. Namun, setiap hendak mencari pekerjaan, mereka terkendala kartu tanda penduduk.
Tak habis akal, mereka ada yang menyewa sepeda motor dari penduduk setempat. Imigran tersebut menjadi tukang ojek di Ciawi, Bogor. "Saya punya anak, istri, saya mencari uang dengan menjadi tukang ojek," jelas Nur, salah seorang imigran Rohingya saat ditemui di tempat penampungan sementara, Selasa, 19 November 2013. (Baca juga: Kunjungi Pengungsi Rohingya, Sekjen OKI Menangis)
Nur menjadi tukang ojek selama tiga bulan. Dia sudah tinggal di Bogor selama tujuh bulan. Sebelum di Bogor, dia tinggal di Rudenim Belawan, Medan.
Ditanya mengenai uang sewa dan penghasilan selama jadi tukang ojek, Nur tidak menjelaskannya. "Saya sudah jelaskan semuanya ke polisi." Nur dan imigran Rohingya lainnya telah mengantongi sertifikasi sebagai pencari suaka dari badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR. Mereka tinggal menunggu konfirmasi dari negara ketiga yang siap menampungnya.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas 2 Tasikmalaya, Arief, membenarkan para imigran telah mendapat sertifikat dari UNHCR. Namun, kata dia, beberapa orang dari imigran jenuh dan lelah menunggu, sehingga mencari jalan pintas untuk menyeberang ke Australia. (Baca juga : Ke Australia, Imigran Rohingya Bayar Rp 15 Juta)
"Mereka tinggal menunggu saja, namun mereka jenuh, lelah, ketidakpuasan, dan terpaksa mencoba menyeberang. Ditambah ada unsur oknum yang tergiur materi. Dibawalah mereka (menyeberang)," Arief menjelaskan.
CANDRA NUGRAHA (TASIKMALAYA)
Berita Terpopuler :
KPK Beri Isyarat Ratu Atut Terseret Kasus Korupsi
Begini Kisah Bertukar Pasangan di Jakarta
Disuruh Minta Maaf, Ini Jawaban PM Australia
Kicauan Lengkap SBY di Twitter Soal Penyadapan
Jokowi: Sadap Saya, yang Terdengar Blok G & Pluit