TEMPO.CO, Manila - Ribuan korban bencana topan Haiyan di Filipina, yang terjadi pada Jumat, 8 November 2013, belum mendapatkan bantuan.
Suplai makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan sebetulnya siap diluncurkan, namun petugas penyelamat merasa frustasi karena mengalami kesulitan dalam menjangkau para korban.
Valerie Amos, kepala bantuan kemanusiaan PBB, mengatakan, situasi di Filipina akan berlangsung membaik. Namun koresponden Al-Jazeera, Marga Ortigas, yang melaporkan dari Tacloban, Kamis, 14 November 2013, menerangkan bahwa satu-satunya pilihan bagi warga adalah meninggalkan kawasan yang terkena dampak bencana.
Ortigas menulis, warga nampak putus asa: berteriak-teriak ingin meninggalkan kawasan pantai yang dihantam topan dan berebut kursi pesawat guna meninggalkan tempat tinggalnya. Philippines Airlines mengoperasikan enam penerbangan dalam sehari, di setiap penerbangan tersedia 75 kursi.
Menurut taksiran PBB, topan Haiyan kemungkinan menewaskan 10 ribu penduduk di Tacloban. Sedangkan Presiden Benigno Aquino mengatakan jumlah korban jiwa tidak lebih dari 2.500 orang.
Kondisi Tacloban, ibu kota Provinsi Leyle, tampak seperti sebuah kota yang benar-benar hancur. Amos menguraikan kepada Al-Jazeera, "Pemerintah setempat, PBB, LSM nasional serta internasional menjanjikan suplai bantuan ke kawasan ini."
AL JAZEERA | CHOIRUL