TEMPO.CO, Tacloban - Topan Haiyan yang melanda Filipina menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh warganya, terutama warga Tacloban. Wilayah ini merupakan wilayah yang paling parah menderita kerusakan akibat badai yang disebut sebagai badai terkuat sepanjang abad ini.
“Seluruh kejadian (waktu topan menghantam) seperti di dalam film,” ujar seorang reporter CNN, Maelene Alcala. Ia kebetulan tengah berlibur ke Tacloban dan akhirnya terpaksa mengungsi ke Manila akibat topan ini.
Tacloban, yang merupakan ibu kota dari Provinsi Leyte, mulai menghadapi ujian besar pada hari Jumat pekan lalu. Kota berpenduduk lebih dari 200 ribu jiwa ini tak berdaya dan dibuat putus asa. Penduduk Tacloban kehilangan sanak saudara dan tempat tinggal. Mereka juga sangat membutuhkan air dan makanan.
Namun, bantuan agak sulit mereka dapatkan. Sejumlah lokasi masih terisolasi. Hal ini menghambat distribusi bantuan, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil. Akhirnya, mereka pun menjarah toko-toko makanan. Tentu saja, pemilik toko berusaha mempertahankan dagangannya. Kericuhan pun terjadi hingga polisi dan militer dikerahkan untuk menjaga stabilitas di sana.
Kerumitan tidak hanya itu. Warga Tacloban berusaha mencari sanak saudara mereka yang hilang. Beberapa mayat tergeletak di jalan dan tertimbun bersama reruntuhan bangunan. Seorang pria bernama Chow berhasil menemukan tubuh dua putrinya yang sudah tak bernyawa dengan dibantu oleh anjing pelacak dan kru pencari. Kini, ia masih mencari istrinya yang diperkirakan terkubur bersama lumpur dan puing-puing di dalam rumah.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
Ini Kejanggalan Tuduhan Jilbab Hitam pada Tempo
Dituding Peras Mandiri, Ini Jawaban Tempo
Mandiri Ungkap Kebohongan Jilbab Hitam
Kompasiana: Tulisan Jilbab Hitam Provokatif
Protes, Pria Ini Paku Penisnya di Trotoar
Ucapan Talak Enji Berawal dari Sini