TEMPO.CO, Manila - Amerika Serikat dan Inggris mengirimkan kapal perang, termasuk kapal induk, guna membantu korban bencana topan Haiyan, yang menghantam Filipina pada Jumat, 8 November 2013. Demikian keterangan pejabat Filipina kepada media, Senin, 11 November 2013.
Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, memerintahkan kapal induk USS George Washington dan sejumlah kapal perang lainnya agar merapat ke Filipina dengan membawa pasukan marinir guna bergabung dengan tim penyelamat korban topan.
Topan Haiyan yang berembus dengan kecepatan 235 kilometer per jam pada Jumat, 8 November 2013, telah memorak-porandakan enam kepulauan, merontokkan sejumlah bangunan, dan menghancurkan ratusan rumah di Filipina.
Angin lesus ini juga menyebabkan lebih dari 10 ribu orang kehilangan tempat tinggal dan sembilan juta lainnya terkena dampak bencana ini. Kini mereka berjuang keras untuk hidup tanpa makanan, tempat tinggal sementara, atau air minum.
Menurut laporan kantor berita Agence France-Presse, kapal induk AS yang membawa 5.000 pasukan dan 80 awak saat ini masih berada di Hong Kong. Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan bahwa seluruh awak kapal ditarik lebih awal dari masa cutinya.
Sementara itu, dari Inggris diperoleh informasi bahwa Perdana Menteri David Cameron, Senin, 11 November 2013, mengumumkan pemerintah Inggris sedang memberangkatkan sebuah kapal perang yang dilengkapi peralatan pembuat air minum dari laut dan kapal induk militer ke Filipina.
"HMS Daring saat ini berada tak jauh dari Singapura dan akan segera tiba dengan kecepatan penuh menuju daerah bencana. Selanjutnya, kapal mendapatkan dukungan dari Angkatan Udara Kerajaan (RAF-Royal Air Force) C-17 untuk melakukan operasi kemanusiaan," kata Cameron pada acara jamuan makan malam yang dihadiri oleh para pemimpin perusahaan di London sebagaimana diwartakan kantor berita Reuters.
Selain dari AS dan Inggris, bantuan internasional juga berasal dari Uni Eropa, Selandia Baru, Australia, dan negara-negara Teluk Arab menyusul dikeluarkannya imbauan PBB.
Negara-negara Arab termasuk Uni Emirat Arab menyediakan dana bantuan senilai US$ 10 juta (sekitar Rp 115 miliar) untuk Filipina. Pangeran Arab Saudi, Talal bin Abdul Aziz, selaku pimpinan Program Pembangunan Negara Arab Teluk mengumumkan bahwa mereka menyediakan bantuan sebesar US$ 100 ribu (Rp 1,15 miliar) bagi korban bencana yang disalurkan melalui pemerintah Filipina.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
Cerita Lengkap Megawati tentang Karier Jokowi
5 Anak Pejabat yang Berurusan dengan Aparat
Marzuki: Tempo, Nanti Ketemu di Surga atau Neraka
Misteri Bungker Kuno di Solo Mulai Terkuak
Menteri UKM: Rakyat Tak Tahu Terima Kasih