TEMPO.CO, Perth - The University of Western Australia mulai tahun ini memberikan Boediono Scholarship dan Boediono Prize bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Indonesia dan budaya Indonesia. “Setelah dua tahun, gagasan untuk memberikan beasiswa Boediono berhasil dilaksanakan,” kata Dewi Fortuna Anwar, Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik usai acara pertemuan dengan Wakil Presiden Boediono di The University of Western Australia, Senin sore, 11 November 2013.
Menurut Dewi, dana beasiswa ini digalang oleh pihak universitas dari berbagai kalangan di Australia. Setiap tahun, beasiswa akan diberikan kepada maksimal empat orang sebesar AUS$ 5.000 per tahun. Beasiswa diberikan kepada mahasiswa Australia dan Selandia Baru yang mengambil mata kuliah bahasa Indonesia dan budaya Indonesia, atau mereka yang hendak mengambil kuliah di Indonesia. Beasiswa diberikan maksimal selama delapan semester. Tahun ini, untuk pertama kalinya beasiswa antara lain diberikan kepada Rebecca Lawrence.
Berbeda dengan beasiswa, Boediono Prize merupakan hadiah bagi mahasiswa yang meraih nilai tertinggi dalam mata kuliah bahasa Indonesia atau budaya Indonesia. Penerima tahun ini adalah Andrew Henson. “Saya mulai belajar bahasa Indonesia mulai umur 13 tahun,” kata Henson di depan Wakil Presiden Boediono. Dana untuk hadiah ini berasal dari donasi Boediono sebesar US$ 20 ribu. Dana itu kemudian dikelola pihak universitas.
Wakil Presiden Boediono merupakan alumni The University of Western Australia. Boediono lulus dari program S1 Fakultas Ekonomi pada 1967. Maret dua tahun lalu, Boediono mendapatkan gelar doctor honoris causa (DR HC) dari The University of Western Australia.
Dekan Fakultas Sastra The University of Western Australia Krishna Sen mengatakan, peminat mata kuliah Bahasa Indonesia di Australia terus menurun. Namun, di negara bagian Australia Barat, jumlahnya justru terus meningkat. Pada 2009, ketika Khrisna Sen pertama kali menjadi dekan, mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia hanya 12 orang. “Tahun ini sudah 70 orang,” kata Sen.
M. TAUFIQURRAHMAN