TEMPO.CO, Tirana - Pemerintah Albania membenarkan bahwa Amerika Serikat telah meminta negaranya menjadi tempat pemusnahan senjata kimia Suriah. Permintaan itu diketahui publik setempat dan memicu penolakan.
"Kami dihubungi Amerika Serikat, namun belum mengambil keputusan," kata Ketua Parlemen Albania, Ilir Meta, Kamis, 7 November 2013. Dia melakukan wawancara dengan stasiun televisi Top Channel yang lalu dikutip kantor berita Agence France-Press.
Meta mengatakan, akan ada keputusan yang dibuat secara transparan dan akan memperhitungkan kepentingan negara. "Saya rasa Albania tak memiliki kemampuan, namun demikian banyak negara besar dan maju tak bersedia melakukannya (pemusanahan senjata kimia)," katanya.
Albania, Prancis, dan Belgia masuk ke dalam daftar negara-negara yang menjadi tempat penghancuran senjata kimia Suriah yang diperkirakan mencapai 1.000 ton.
Sehari sebelumnya, Rabu, 6 November 2013, para aktivis menggelar unjuk rasa di luar gedung parlemen Albania di Tirana. Mereka meneriakkan yel-yel "Tak (boleh) ada senjata kimia."
Para aktivis juga mendesak Pemerintahan Albania menolak rencana AS dan permintaan serupa dari pemerintahan negara-negara asing. "Otoritas (pemerintah) harus menolak pemusanahan senjata kimia Suriah di tanah Albania. Albania musti tegas menolak permintaan itu," kata Saiga Guri dari Alliance Against Waste Import.
Guri menambahkan, "Albania tidak memiliki kapasitas dan tidak boleh (menjadi) tempat sampah, sehingga membahayakan kehidupan warganya."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Miss Jinjing: Atut Marah, Tempo Salah Tulis Harga
Miss Jinjing: Atut Pakai Tas Hermes, Sudah Pas!
Ahok: Demo Buruh Jangan ke Saya, Presiden Dong!
Jakarta Macet, Apakabar 17 Langkah Pemerintah?