TEMPO.CO, Damaskus - Suriah menyatakan telah menghancurkan fasilitas pembuatan senjata kimia. Demikian bunyi pernyataan yang termaktub dalam dokumen yang diperoleh organisasi pemerhati senjata seperti ditunjukkan kepada kantor berita Reuters, Kamis, 31 Oktober 2013.
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPWC) ini menyatakan dokumen itu berasal dari tim PBB yang melakukan inspeksi terhadap 21 dari 23 tempat pembuatan senjata kimia di berbagai wilayah di Suriah. Dua tempat lainnya sangat berbahaya untuk diselidiki, namun, OPWC menjelaskan, perlengkapan senjata kimia di kawasan tersebut siap dipindahkan ke tempat lain.
"OPWC sangat puas setelah memverifikasi hasil inspeksi (tim PBB) dan melihat proses penghancuran peralatan untuk memproduksi, mencampur, serta untuk mengaduk (senjata kimia) di 23 tempat," demikian tertulis dalam dokumen tersebut.
Koresponden Al Jazeera, Omar Al Saleh, melaporkan dari Istanbul, "Per 1 September 2013, Suriah sudah tak sanggup lagi memproduksi senjata kimia baru, sebuah akhir dari fase pertama dan kedua." Saleh melanjutkan, "Fase ketiga berakhir hingga Juni 2014 dan akan melibatkan PBB guna menghancurkan 1.000 senjata kimia."
Di bawah kesepakatan arahan Rusia-Amerika Serikat, Damaskus sepakat menghancurkan seluruh senjata kimia yang dimiliki setelah Washington mengancam menggunakan kekuatan militer guna merespons pembunuhan ratusan orang akibat serangan gas sarin di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus 2013. Pada pertengahan 2014, cadangan senjata kimia Suriah harus dihancurkan.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita populer:
Adiguna Sutowo Pernah Menembak Kepala Penagih Bill
Sejarah Kelam Adiguna di Malam Tahun Baru 2005
Begini Cara Gubernur Jateng Hadapi FPI
Roy Suryo Marah Lagi di Dalam Pesawat