TEMPO.CO, Paris - Prancis memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk menerima nota protes menyusul aksi mata-mata yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) terhadap warga negara Prancis. Kegiatan mata-mata itu pernah diungkapkan oleh harian Le Monde. Keterangan tersebut datang dari Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
"Saya segera memanggil Duta Besar AS dan akan menerimanya pagi ini (waktu setempat) di Quai d'Orsay (kantor Kementerian Luar Negeri Prancis)," kata Fabius kepada wartawan dalam sebuah pertemuan dengan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Luxemburg, Senin, 21 Oktober 2013.
Prancis dan Meksiko telah meminta penjelasan dari Washington menyusul tuduhan aksi mata-mata terhadap bekas staf keamanan AS, Edward Snowden.
Dalam laporannya, Le Monde dan mingguan Jerman Der Spiegel mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Nasional AS secara diam-diam merekam puluhan juta lalu lintas telepon di Prancis dan merusak jalur surat elektronik ke bekas Presiden Meksiko Felipe Calderon.
Agen mata-mata AS telah merekam 70,3 juta penggunaan telepon di Prancis selama lebih dari 30 hari sejak 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013. Laporan ini diperoleh Le Monde dalam versi online, bersumber dari dokumen milik Snowden.
Menurut koran ini, NSA secara otomatis mendapatkan nomor-nomor telepon di Prancis dan merekam pesan teks dengan program berkode "US-985D".
Le Monde mengatakan, dengan melihat dokumen yang diperoleh secara rahasia itu diyakini bahwa target NSA tidak hanya orang-orang yang diduga terlibat dalam terorisme tetapi juga tokoh bisnis dan politik. Otoritas AS menolak berkomentar.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Kamar Digeledah, Gayus: Bongkar Saja Pak!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Ani Yudhoyono Abadikan Momen Pesta Azima Rajasa