TEMPO.CO, Kairo - Sejumlah pria bersenjata menyerang undangan pesta perkawinan di Gereja Koptik, Kairo, pada Ahad, 20 Oktober 2013. Serangan ini menyebabkan tiga orang tewas termasuk gadis berusia delapan tahun.
Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Mesir, Letnan (Jenderal) Mohammed Ibrahim, kepada media, serangan yang dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata itu berlangsung pada Ahad malam waktu setempat, 20 Oktober 2013, di sebuah gereja di sekitar Al-Warak, Kairo.
Dia menerangkan, korban tembakan senjata api mereka mengakibatkan seorang gadis berusia delapan tahun, seorang perempuan, dan seorang laki-laki tewas. Sedangkan sembilan lainnya luka-luka.
"Ada dua orang pria mengendarai sepeda motor dan salah satunya mengeluarkan tembakan," kata Menteri.
Uskup Angelos dari Gereka Ortodok Koptik di Inggris mengatakan kepada Al Jazeera, "Serangan ini mengerikan di tengah keinginan umat Kristen dan Islam hidup bersama secara damai." Angelos melanjutkan, serangan terhadap umat Krsiten berlangsung sementara, namun ketegangan memuncak belakangan ini lantaran dipicu oleh situasi politik.
"Ada yang berpikiran salah, mereka menuduh umat Kristen dianggap bertanggung jawab atas tumbangnya Presiden Muhamad Mursi," ujarnya. "Tidak ada pembenaran pembunuhan terhadap gadis berusia delapan tahun," tambahnya.
Umat Kristen Mesir, yang mayoritas memeluk Kristen Koptik, telah menjadi sasaran serangan sejak Mursi jatuh pada 3 Juli 2013. Kekerasann dimulai setelah pasukan keamanan melumpuhkan dua basis perlawanan pendukung Mursi di Kairo pada 14 Agustus 2013.
Umat Islam di Mesir sangat marah atas tragedi mematikan pada 14 Agutus 2013 itu. Mereka menuduh Kristen Koptik mendukung kudeta terhadap Mursi, seorang presiden dari kalangan Al-Ikhwan Al-Muslimun dan Presiden Mesir pertama yang dipilih secara demokratis.
Persepsi ini dipertegas dengan penampilan Paus Koptik Tawadros II bersama Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fattah el-Sisi yang mengumumkan telah mengambil alih kekuasaan Mursi melalui televisi. Pada pengumuman tersebut, sejumlah pemimpin Islam dan politik lainnya juga turut hadir.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, jumlah umat Kristen Koptik di Mesir mencapai 6-10 persen dari total jumlah penduduk di sana. Serangan terhadap kaum Kristen Koptik juga pernah terjadi di Provinsi Minya dan Assiut, Mesir tengah.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Kamar Digeledah, Gayus: Bongkar Saja Pak!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Ani Yudhoyono Abadikan Momen Pesta Azima Rajasa