Ketua Komite Intelijen Sir Malcolm Rifkind mengatakan, ada kepedulian besar belakangan ini soal meluasnya kemampuan badan intelijen Inggris dan dampaknya terhadap privasi warga saat lembaga mata-mata itu berusaha untuk menemukan "jarum di tumpukan jerami" guna melindungi keamanan nasional dari ancaman terorisme. Keprihatinan publik itu harus dijawab. "Ada keseimbangan yang harus ditemukan antara hak individu untuk privasi dan hak kolektif kita untuk keamanan," kata Rifkind soal penyelidikan ini.
Nick Clegg, Wakil Perdana Menteri Inggris, menyambut baik langkah Komite ini. Sebuah sumber yang dekat dengan pemimpin Liberal Demokrat itu mengatakan, "Wakil Perdana Menteri menjadi pembela yang vokal tentang perlunya kita melakukan perdebatan yang tepat mengenai masalah rumit dan penting ini. Dia sangat mendukung suara-suara lain terlibat dalam perdebatan itu dan berharap Komite Intelijen melakukan beberapa proses terbuka kepada publik."
Langkah parlemen Inggris ini keluar empat bulan setelah koran Guardian dan kelompok media terkemuka di dunia, termasuk New York Times dan Washington Post di Amerika Serikat, mulai mengungkapkan detail program pengawasan rahasia yang dijalankan oleh GCHQ dan rekan Amerika Serikatnya, NSA. Pemberitaan Guardian telah mendesak adanya perdebatan tentang program Tempora oleh GCHQ dan Prism oleh NSA. Program rahasia ini memungkinkan keduanya memanen sejumlah besar data pribadi jutaan orang di dunia.
Dalam pemberitaannya, awalnya Guardian menyebutkan bahwa GCHQ memiliki akses terhadap program Prism, yang membuatnya menghasilkan 197 laporan intelijen untuk Inggris dalam setahun. Setelah itu, keluar laporan yang menyebutkan bahwa GCHQ juga melakukan operasi dengan skala sedikit lebih kecil dari Prism, yang bernama Tempora.