Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Timor Leste Akan Lebih Ketat Awasi Media  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Peta Timor Leste. everynation.org.ph
Peta Timor Leste. everynation.org.ph
Iklan

TEMPO.CO, Dili - Pemerintah Timor Leste menganggap pers di negaranya masih kurang baik dalam hal profesionalisme, akurasi, dan pemahaman etika. Oleh karena itu, pemerintah menilai undang-undang di bidang pers perlu dibuat, salah satunya untuk menghukum pelanggar etika jurnalistik.

Rancangan Undang-Undang (RUU) yang kini tengah digodok oleh parlemen Timor Leste, tulis Al Jazeera, bisa memberlakukan pembatasan yang sangat ketat dan mengatur secara detail, termasuk siapa saja yang bisa menjadi seorang jurnalis. Di dalamnya juga berisi ketentuan bagaimana pelanggaran etika jurnalistik harus ditangani.

Politikus yang juga mantan perdana menteri Mari Alkatiri mendukung RUU harus segera disahkan. "Media adalah kekuatan. Setiap kekuasaan harus memiliki beberapa batasan," kata Alkatiri dalam sebuah wawancara di kantornya di Dili.

"Jika politikus melakukan kesalahan, dia harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Jika sebuah perusahaan membuat kesalahan, mereka harus bertanggung jawab. Tapi wartawan di sini, tidak. Mereka bebas untuk berbuat kesalahan, karena mereka adalah wartawan," katanya.

Dalam beberapa pekan terakhir Menteri Komunikasi Sosial Nelio Isaac Sarmento mengunjungi Indonesia dan Portugal untuk membahas cara-cara untuk memperkuat industri media negaranya. "Hampir semua wartawan muda mulai bekerja setelah lulus. Mereka langsung memasuki dunia profesi itu dengan pelatihan hanya satu atau dua minggu. Itu tidak cukup," katanya.

Sarmento, seperti dikutip Diario Nacional, mengatakan harus ada konsekuensi bagi mereka yang berlatih jurnalisme tanpa mandat yang tepat. "Sanksi akan diberikan kepada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka adalah wartawan (tapi tak profesional). Hukum media dan kode etik akan digunakan bagi yang melanggar hukum," katanya .

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi di era jurnalisme warga, RUU itu merupakan ancaman bagi kebebasan pers. Toby Mendel dari Centre for Law and Democracy yang berbasis di Kanada menyatakan pemerintah tak perlu masuk terlalu dalam di dunia jurnalistik. "Hal yang penting untuk dimasukkan ke dalam sistem adalah meningkatkan profesionalisme media, termasuk melalui sistem pengaduan bagi anggota masyarakat," ujar Mendel.

Ia menyatakan, pengawasan masyarakat justru lebih efektif. "Menurut hukum internasional, sistem self-regulatory yang dijalankan oleh media itu sendiri dianggap lebih tepat daripada sistem hukum," katanya.

Keluhan tentang kinerja media tersebar luas di Timor Leste. Wartawan --sebagian besar masih muda-- di negara yang lebih dari 60 persen penduduknya berusia di bawah 18 tahun itu mengeluhkan kurangnya pelatihan dan pendampingan. Akibatnya, aturan dasar jurnalistik --seperti mengkonfirmasikan informasi, memisahkan fakta dari opini, dan memberitahu semua sisi cerita-- tidak diindahkan.

Dari sisi media, tingginya angka buta huruf di atas 40 persen adalah tantangan tersendiri. Selain itu, beragamnya bahasa dan dialek di negeri itu membuat mereka kesulitan menentukan bahasa mana yang akan digunakan untuk media. Portugis dan Tetum adalah bahasa resmi negara, namun sekitar dua lusin bahasa dan dialek lain juga diucapkan.

"Pembaca kami tidak berbicara dengan bahasa yang sama," kata Mariano Martins, yang menulis untuk situs Timoroman.


Al JAZEERA | TRIP B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fretelin Klaim Menang Pemilu Timor Leste

25 Juli 2017

Baliho kandidat Presiden Timor Leste dari Partai Fretelin, Fransisco Gutteres Lu Olo. Foto: Yohanes Seo
Fretelin Klaim Menang Pemilu Timor Leste

Fretelin mengklaim sebagai pemenang pemilu legislatif Timor Leste.


Perkenalkan, Lu Olo Pemenang Pemilu Presiden Timor Leste

21 Maret 2017

Pemimpin Partai Fretilin, Francisco
Perkenalkan, Lu Olo Pemenang Pemilu Presiden Timor Leste

Pemilu 2017 merupakan pemilu presiden Timor Leste ketiga yang diikuti Lu Olo.


Pemilu, Lu Olo Dipastikan Jadi Presiden Timor Leste

21 Maret 2017

Francisco
Pemilu, Lu Olo Dipastikan Jadi Presiden Timor Leste

Dengan hasil suara mencapai 57,63 persen, Lu Olo dipastikan akan menjabat sebagai Presiden Timor Leste menggantikan Taur Matan Ruak.


Lu Olo Unggul Sementara di Pilpres Timor Leste

21 Maret 2017

Baliho kandidat Presiden Timor Leste dari Partai Fretelin, Fransisco Gutteres Lu Olo. Foto: Yohanes Seo
Lu Olo Unggul Sementara di Pilpres Timor Leste

Calon Presiden Franssico Guteres alias Lu Olo sementara unggul
dalam pemilu presiden atau pilpres Timor Leste yang digelar
Senin lalu


Pemilu Presiden, Presiden Timor Leste Antre 15 Menit

20 Maret 2017

Presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak, memberi suara di TPS. TEMPO/Yohanes Seo
Pemilu Presiden, Presiden Timor Leste Antre 15 Menit

Presiden Timor Leste Tuar Matan Ruak dan mantan Presiden Ramos Horta harus antre hingga 15 menit untuk menggunakan hak pilihnya di pemilu presiden.


Pemilu Presiden, Warga Timor Leste Antusias Gunakan Hak Pilih

20 Maret 2017

Baliho kandidat Presiden Timor Leste dari Partai Fretelin, Fransisco Gutteres Lu Olo. Foto: Yohanes Seo
Pemilu Presiden, Warga Timor Leste Antusias Gunakan Hak Pilih

Sekitar 700 ribu warga Timor Leste di Timor Leste pada Senin,
20 Maret 2017 berbondong- bondong mendatangi TPS untuk memilih
Presiden Timor Leste


Pilpres Timor Leste, Fransico dan Antonio Klaim Menang 1 Putaran

20 Maret 2017

Baliho kandidat Presiden Timor Leste dari Partai Fretelin, Fransisco Gutteres Lu Olo. Foto: Yohanes Seo
Pilpres Timor Leste, Fransico dan Antonio Klaim Menang 1 Putaran

Lu Olo, yang sudah tiga kali bertarung memperebutkan kursi presiden, selalu menang pada pemilihan putaran pertama, tapi kalah di putaran kedua.


Pemilu Timor Leste, Ribuan Warga Dilli Pulang Kampung

19 Maret 2017

Warga berjalan kaki menuju gerbang masuk Timor Leste di Desa Motaain, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, 7 April 2016. Pintu perbatasan Motaain yang menghubungkan Indonesia - Timor Leste ini merupakan pintu gerbang yang paling ramai dilintasi. TEMPO/Frannoto
Pemilu Timor Leste, Ribuan Warga Dilli Pulang Kampung

Ribuan warga di Kota Dilli, Timor Leste sudah kembali ke kampung halamannya agar bisa menggunakan hak pilihnya dalam pemilu presiden 20 Maret 2017.


Pemilu Timor Leste, Kandidat dari Fretelin dan Demokrat Bersaing

19 Maret 2017

Baliho kandidat Presiden Timor Leste dari Partai Fretelin, Fransisco Gutteres Lu Olo. Foto: Yohanes Seo
Pemilu Timor Leste, Kandidat dari Fretelin dan Demokrat Bersaing

Pemilu Timor Leste, dua dari delapan kandidat presiden berpeluang melaju ke putaran kedua,yakni Lu Olo dan Antonio.


Delapan Kandidat Bertarung di Pemilu Presiden Timor Leste  

17 Maret 2017

TEMPO/Arif Fadillah
Delapan Kandidat Bertarung di Pemilu Presiden Timor Leste  

Sebanyak delapan kandidat Presiden Timor Leste akan bertarung pada pemilu yang digelar pada Senin, 20 Maret 2017.